Sleman, DIY - Pemerintah Kabupaten Sleman sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) sejak 04 Oktober 2021. PTM serentak dilakukan di 119 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sampling 5 Sekolah Dasar (SD) di tiap kapanewon atau kecamatan.
Hampir dua pekan berjalan, belum ditemukan munculnya klaster baru penularan Covid-19. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menegaskan akan menutup kegiatan PTM jika ditemukan adanya kasus positif Corona.
"Jika nanti ditemukan adanya kasus positif 1 orang siswa saja, (PTM) di sekolah itu akan kita tutup dulu," kata Kustini saat dikonfirmasi, Kamis (14/10).
Kebijakan itu diambil Kustini untuk memastikan kegiatan PTM tetap berjalan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga lokalisir penanganan perlu dilakukan secara optimal terhadap kasus yang ada.
"Kalau ada siswa positif, maka PTM di sekolah itu akan ditutup, ini tindakan cepat yang harus diambil sembari dilakukan 3T untuk memastikan ada klaster atau tidak," tegasnya.
Kustini menjelaskan waktu penutupan nantinya akan disesuaikan dengan temuan kasus yang ada. Jika hanya ditemukan satu kasus positif, sekolah akan ditutup 3 hari untuk kemudian dilakukan sterilisasi.
"Kalau kita tutup (PTM) semuanya se-Sleman tidak mungkin. Yang penting bagaimana mitigasinya kita lakukan dengan benar agar Covid-19 di sekolah tidak menjadi phobia," imbuhnya.
Dilanjutkan Kustini, sejauh ini pelaksanaan PTM di Sleman diawasi oleh Dinas Pendidikan dan pemangku kepentingan di masing-masing wilayah. Hal ini dilakukan untuk memastikan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik di setiap sekolah.
"Minggu depan juga akan dilaksanakan swab sampling. Agar kita tahu ada kasus atau tidak. Harapannya tidak ada kasus ya, dan PTM tidak ada yang ditutup," pungkasnya. (Andri Prasetiyo/Buz).
Load more