“Sehingga hendaknya mereka melihat secara komprehensif terhadap apa yang disampaikan Ibu Megawati Soekarnoputri dan juga melihat dengan tema-temanya, itu kan juga sudah disampaikan oleh wakil menteri agama bapak Zainut Tauhid yang juga menyampaikan hal-hal yang sangat baik setelah melihat itu semuanya,” tambah Hasto.
Hasto mengatakan bahwa bahkan Megawati memahami bahwa pernyataannya bisa mengundang plintiran secara politis. Maka itu sejak awal Megawati menyampaikan permohonan maaf beribu kali.
Namun, Megawati tetap maju dan berani berbicara masalah yang lebih penting dari sekedar kepentingan politik, yakni soal pentingnya pembangunan anak-anak Indonesia dan bagaimana peran seorang ibu sangat penting didalamnya.
"Pidatonya Ibu Mega kan ada secara menyeluruh. Tetapi ini kan tahun politik. Sehingga di situ ibu Mega mengatakan mohon maaf, beribu-ribu maaf. Tetapi ibu menyampaikan suatu potret bagaimana perhatian ibu-ibu terhadap stunting itu menjadi berkurang,” kata Hasto.
“Buktinya kita setelah pak Jokowi melakukan berbagai upaya pun kita masih 22 persen yang terkena stunting dari 100 anak Indonesia, 22 (orang). Ini bukan persoalan tubuh pendek, ini persoalan pemikirannya, persoalan kecerdasannya. Ini mengancam masa depan 24 tahun yang akan datang. Ini yang seharusnya kita lihat,” tegas Hasto.
Menurut Hasto, Megawati dalam pidatonya pada Kamis kemarin itu hendak mengingatkan bahwa keluarga melalui ibu menjadi ujung tombak dalam menyelesaikan permasalahan tengkes dan pendidikan terhadap anak.
"Tentang pendidikan anak, tentang gizinya. Tentang itu yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya melalui basis keluarga untuk menjadi pemimpin masa depan. Basisnya keluarga," ujarnya.(muu)
Load more