tvOnenews.com - Freddy Budiman dikenal luas sebagai gembong narkoba kelas kakap asal Indonesia. Dia menerima vonis hukuman mati di Lapangan Tembak Limus Buntu, Tunggal Panaluan, LP Nusakambangan pada tahun 2016.
Di balik daftar panjang kasus kriminalnya, Freddy Budiman berubah menjadi sosok yang religius di akhir usianya. Wajahnya tampak begitu teduh di tahun-tahun sebelum masa eksekusinya.
Kisah pertaubatan Freddy Budiman menjadi ramai diperbincangkan publik setelah Ustaz Fatih Karim seorang pendamping rohani LP Nusakambangan menceritakan pertemuannya dengan Freddy.
Suatu waktu Ustaz Fatih Karim mengisi pengajian di LP Nusakambangan, di antara banyak narapidana yang mendengar ceramahnya, pandangan Ustaz Fatih selalu tertuju kepada sosok di sisi kanan.
“Ada orang pakai baju koko putih, kopiah putih, berjenggot-jenggot yang sudah mulai memutih, dari tadi sampai akhir pengajian nangis senangis-nangisnya. Pipinya basah dengan air mata," katanya.
Setelah itu Ustaz Fatih Karim bertanya-tanya, siapa sosok pria yang menangis sepanjang pengajian itu?
"Saya tanya ke penjaga penjara, 'Dia siapa? Dia Freddy Budiman'. Pengedar narkoba kelas kakap, bukan kakap lagi sudah paus," katanya.
Freddy Budiman dihukum mati lantaran terbukti menyelundupkan berton-ton pil ekstasi dari China, yang akan diedarkan ke seluruh pelosok negeri.
Ustaz Fatih Karim pun tertarik untuk menemuinya kembali. Dia meminta kepada sipir penjara agar dipertemukan lagi dengan Freddy Budiman.
"Singkat cerita saya mau ketemu dilarang polisi, ternyata hari itu dibacakan surat eksekusi mati untuknya," kenang Ustaz Fatih.
Saat malam bertepatan waktu sebelum Freddy Budiman dieksekusi mati, mendadak wilayah Pulau Nusakambangan diguyur hujan lebat disertai angin kencang, kilat dan petir hingga menjelang dini hari.
Malam itu pula sang gembong narkoba bersiap untuk menjalani hukuman mati yang akan berlangsung di Lapangan Tembak Limus Buntu, Tunggal Panaluan, LP Nusakambangan.
Sesaat sebelum ditembak mati, Freddy mengajukan permintaan terakhirnya kepada petugas. "Setelah eksekusi dibacakan, ada permintaan terakhir?. Keren, MasyaAllah, apa katanya?,” tutur Ustaz Fatih.
“Tolong izinkan saya, pada saat sebelum ditembak mati mengucapkan kalimat Laa ilaha illa Allah Muhammadur Rasulullah, izinkan saya," katanya menirukan ucapan Freddy Budiman.
Selain meminta diizinkan mengucapkan kalimat tahlil, Freddy Budiman berharap kedua matanya tidak ditutup saat ditembak mati.
"Permintaan yang kedua, tolong kain hitam penutup mata dibuka, kenapa? 'Karena saya ingin melihat dosa-dosa saya yang terlalu banyak untuk Indonesia',” tutur Ustaz Fatih.
“Apa yang terjadi? Petugas tidak memberi izin. Namun dia mohon-mohon hingga akhirnya diberi izin," imbuhnya.
Setelah ditembak, wajah jasad Freddy Budiman dalam keadaan tersenyum dan terdapat bulir-bulir keringat di dahinya. Ustaz Fatih mendoakannya meninggal dalam keadaan syahid.
Sebelum dieksekusi mati, ayah Fikri Budiman disebutkan berhasil mengkhatam Al Quran sebanyak 7 kali semasa masa tahanannya di LP Nusakambangan.
Load more