Sejak kecil, Fikri tinggal berpindah-pindah kota, mulai dari Surabaya, Jakarta, hingga Bangka Belitung. Mulanya, Fikri kecil tidak mengetahui apa pekerjaan sang ayah.
Saat tinggal di Bangka Belitung itulah momen terdekat Fikri dengan ayahnya. “Karena sebelumnya dan setelahnya gua nggak tau bokap (ayah) pergi kemana,” ujarnya.
Nah, di Bangka Belitung itu Fikri mengetahui ayahnya adalah seorang pebisnis. “Dia punya dua bisnis, kacamata optik sama jual beli handphone,” katanya.
“Konter handphone biasa di mal, kecil gitu. Kalau yang optik masih jalan sampai sekarang, namanya Budi Optical,” imbuhnya.
Hingga usia 13 tahun, Fikri hanya tahu ayahnya memiliki usaha optik dan konter ponsel. Sampai kemudian, semua kebenaran tentang ayahnya terbongkar. Saat ia dan keluarga berkunjung ke Surabaya.
“Gua pertama kali tahu bokap seorang bandar narkoba tahun 2012. Budaya keluarga kalau lebaran selalu ke Surabaya, kita makan di salah satu chinese food tanpa ada bokap gua,” tuturnya.
Load more