Jakarta, tvOnenews.com - Suara Semesta (Swasem) adalah lembaga yang sudah resmi berbadan hukum, di mana lembaga ini konsen dalam pengawalan pemilu yang berlangsung secara demokrasi, jujur dan adil sesuai cita-cita para pendiri Bangsa.
Dalam sejarah perjalanan proses pelaksanaan pemilu di Indonesia, banyak beberapa kekurangan, termasuk salah satunya rekapitulasi perhitungan hasil suara, Beranjak dari sini, di mana masih banyak ditemukannya kelemahan sistem pengawalan hasil pemilu dan kecurangan-kecurangan yang ada, ditambah minimnya alat untuk mengukur, merekapitulasi secara cepat, tepat dan terstrukturisasi serta transparan. Swasem hadir sebagai jawaban dan solusi atas persoalan kebangsaan ini.
"Hari ini 11 Maret 2023 bertempat di Albarkat Fatmawati meresmikan SWASEM atau Swara Semesta, konsultan IT dan Politik untuk Pemilu 2024. Produk utama dari Swasem itu adalah sistem Rekapitulasi dan Perhitungan untuk Pemilu, yang bisa menangani 6 jenis Pemilu mulai dari Pilpres, Pilkada , Pileg dan DPD RI. Dimana bagian produk dari Swasem divisi untuk Pemenangan dan Timses," jelas Yudi Cahya Prawira Direktur Eksekutif Lembaga Swara Semesta (Swasem), dalam keterangan tertulis, Minggu (12/3/2023).
Menurut Yudi, Bertepatan dengan hari bersejarah Super Semar, Swasem resmi didirikan dan diluncurkan ke publik di mana ini adalah hari bersejarah. Susunan pengurusan di tingkat nasional telah rangkum, selanjutnya mensosialisasikan produk Swasem ke seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dan para peserta pemilu khususnya, Swasem mengajak seluruh pihak untuk sama-sama mengawal pemilu yang akan datang ini agar sukses, demi kepentingan Bangsa dan Negara.
"Rekapitung (Rekapitulasi dan Hitung) bukan hanya sistem rekapitulasi dan hitung semata, namun dalam satu sistem itu terdapat 3 mesin. Mesin pertama adalah mesin perhitungan dan rekapitulasi, mesin kedua adalah manajemen data kecurangannya dan yang ketiga adalah manajemen gugatan pemilunya," ungkap Yudi.
Yudi menerangkan Rekapitung bisa menangani 3 hal besar yang dibutuhkan oleh setiap kandidat. Dan hingga hari ini di Indonesia masih belum ada teknologi terbarukan yang serupa dengan Rekapitung yang sudah memilki hak cipta dan hak paten.
"Rekapitung hadir untuk memecahkan masalah tekis dalam perhitungan. Ada banyak kejadian kandidat / calkn yang sesungguhnya menang. Taoi kemudian data otentik yang dimiliki menjadi kalah dalam gugatan di pengadilan. Nah Rekapitung mengisi celah kekosongan itu," jelasnya penuh semangat.
Yudi juga menambahkan, Pada saat sidang sengketa Pemilu ada 3 parameter kecurangan yang disebutkan oleh Mahkamah Konstitusi. Seperti dikutip dar Prof Omar Syarif Yaris yang saat ini menjadi Wamenkumkam. Beliau menyatakan ada 3 Parameter untuk melakukan gugatan kecurangan Pemilu. Yang pertama bagaimana menemukan, mengumpulkan dan menghadirkan barang bukti. Yang kedua parameter alat buktinya apa. Dan ketiga seberspa luas sebarannya. Nah ketiga parameter itu menjadi pokok utama produk Swasem ini.
"Sehingga untuk mengakomodir dan melakukan pembuktian kecurangan itu sudah sampai pada skala Nasional terlebih jika sedekar dapil wiilayah kandidat. Memang kemenangan itu merupakan hal yang relatif, namun kami memastikan sistem Rekapitung akan bekerja maksimal dengan didukung sumber daya kami di tim Pemenangan yang membantu kandidat insya Allah tingkat kemenangan itu bisa diukur semakin tinggi," pungkasnya. (ebs)
Load more