Bangkalan, Jawa Timur - Sejumlah warga di Kabupaten Bangkalan Madura, membayar tagihan iuran air dengan buah - buahan hasil bumi. Pembayaran dengan sistem barter ini dapat membantu warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Cara ini dilakukan warga karena sejumlah lahan di Desa Bandang Dajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, di musim kemarau menjadi lahan kering dan tandus. Warga di dua Desa Kecamatan Tanjung Bumi, terutama Desa Bandang, pada musim kemarau sangat susah air bersih. Namun kini, tanah tersebut menjadi tanah basah setelah air pengeboran atau mesin pompa air mengalir ke lahan persawahan melalui saluran irigasi. Air pengeboran dan pipanisasi dari Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina disalurkan ke sejumlah rumah. Warga pun mudah mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Uniknya, sistem pembayaran tagihan atau iuran air bersih tak rumit. Warga bisa membayar dengan buah-buahan hasil bumi petani, seperti mangga, muris, tomat dan lain sebagainya. Warga yang akan membayar tagihan air dengan buah-buahan, selanjutnya datang ke tempat pembayaran tagihan iuran. Harga buah - buahan yang disetor sesuai dengan harga yang berada di pasar, sehingga banyak warga yang memiliki hasil buminya digunakan untuk membayar iuran air bersih.
"Saya tampung dulu mas, masing-masing buah-buahan dihitung perkilogramnya berapa harga di pasar, setelah diketahui saya menyesuaikan," kata Andi Maryanto, Ketua Koperasi Hipam (Senin/ 18/10/2021).
Wiwik salah satu warga Desa Bandang, Bangkalan, menceritkan, pembayaran tagihan dengan sistem barter sangat disukai warga. Selain membayar tagihan tidak memberatkan, buah-buahan di wilayah sekitar juga mudah didapat.
"Adanya pembayaran air dengan model bayar buah-buahan, sangat terbantu, selain air mudah didapat, cara bayarnya juga mudah," katanya.
Biasanya warga yang kesulitan air bersih harus menumpuh jarak 3 kilometer. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (WMO), yang dimulai sejak tahun 2013 sampai 2017, memiliki program air bersih melalui Koperasi Hipam, mendistribusikan air bersih kepada 400 warga yang menyebar ke dua desa lainnya. Warga yang kurang mampu bisa membayar dengan buah-buahan hasil bumi.
"Bayar iuran air bersih dengan buah-buahan terbilang langka, yaitu membayar dengan non tunai. Orang yang kurang mampu tak bisa membayar dengan uang cash, mereka bisa membayar dengan hasil alam atau pertaniannya," kata Iwan Ridwan Faizal, Relations Manager Regional 4 Indonesia Timur Sub Holding Upstream Pertamina.
Load more