Binjai, Sumatera Utara - Tenun tradisional Uis Karo merupakan simbol keadatan yang dilestarikan leluhur etnis Karo sejak dahulu. Kain tenun yang telah disepakati untuk selalu digunakan pada acara adat masyarakat Karo ini kini mulai langka dan jarang diminati. Walau demikian ada beberapa orang yang masih melestarikan dan memberikan pelatihan kepada generasi muda.
Sanggar Karya Bunda yang terletak di Jalan Tengku Umar, Gang Jambu, Kelurahan Namgka, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, adalah salah satu sanggar yang masih melestarikan keberadaan tenun tradisional Uis Karo. Sanggar Karya Bunda ini memproduksi sekaligus melaksanakan pelatihan menenun Uis Karo di ruang terbuka. Mereka menjadikan lahan kosong milik salah seorang penenun, sebagai workshop sekaligus sebagai tempat latihan bagi warga yang ingin belajar membuat tenun Uis Karo secara tradisional.
Para penenun yang didominasi kaum wanita ini, mengerjakan tenunannya dengan menggunakan alat tradisional. Bahkan, beberapa anak perempuan juga tampak tekun belajar untuk membuat kain tradisional Uis Karo tersebut. Ketua Sanggar Karya Bunda, Ade Fitri mengatakan Sanggar ini merupakan bagian dari kelompok penenun Uis Tradisional Karya Bunda yang diketuainya dan merupakan binaan Dinas Tenaga Kerja Perdagangan dan Perindustrian (Disnaker Perindag) Kota Binjai.
"Alhamdulillah, ini sebagai bukti bahwa kami ada di Kota Binjai. Walau tempatnya menurut kami tidak layak, namun dengan kemauan serta niat yang ikhlas untuk memberikan pelatihan bagi mereka yang mempunyai kemauan untuk belajar, Insyaa Allah kami akan terus berjalan," ungkap Ade Fitri kepada tvonenews.com, Senin (18/10/2021).
Lebih lanjut, Ade juga berharap agar pemerintah daerah dapat memperhatikan kelompok maupun Sanggar Karya Bunda. Disini ada 20 orang remaja wanita yang sangat antusias belajar guna melestarikan kain khas etnis Karo tersebut. "Mewakili teman-teman serta adik-adik kita yang sedang belajar menenun, kami juga berharap adanya perhatian dari pemerintah Kota Binjai. Kami juga berterima kasih kepada Disnaker Perindag Kota Binjai, yang telah bersedia membimbing kami sebagai binaannya," ungkap Ade, sembari memohon doa dan dukungan dari masyarakat, khususnya warga Binjai.
Biasanya hasil tenun Uis Karo ini mereka pasarkan ke Kota Berastagi, Kabupaten Karo, serta ke pasar tradisonal Pancur Batu. Untuk harga dari kain tenun Uis Karo ini dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp4 juta, tergantung motif dan kesulitan pembuatan. (Taufik/Nof/chm)
Load more