Sehingga saat SVB mengalami kolaps pada Jumat (10/3/2023) malam hari, FED bergerak cepat untuk mengambil alih SVB menjadi federal.
“Selain itu sisi aset penempatan dananya sebagian besar dalam SBN khususnya pemerintah, default risk karena ini goverment security kelihatannya rendah tapi jadi isu risiko valuasi,” tuturnya.
Hal ini terjadi karena surat yang dipegang Bank Indonesia sebagian besar available fosil jadi terkena mark market valuasi.
Sementara sebagian kecil hold maturity sehingga terjadi loss di dalam sekuritas valuasi.
“Sebab FFR naik, yield UST naik sehingga harga turun dan terjadi valuasi dari SBN-nya. Negatif valuasi ini menggrogoti modalnya,” pungkas dia. (agr/muu)
Load more