Hastry ditugaskan di tempat itu salah satunya bertujuan untuk membuat alur keluar masuk saat evakuasi Jenazah korban kecelakaan pesawat tersebut.
“Tujuannya itu, untuk membuat alur keluar masuk jenazah dengan baik. Mortuary Management (pengelolaan kamar jenazah). Bagaimana jenazah masuk pertama kali, apa dulu yang harus dilakukan,” ujarnya.
Mendengar pesawat telah terkonfirmasi menghilang, maka Hastry langsung bersiap untuk berangkat dalam tugas mengevakuasi jenazah sebagai dokter forensik.
“Kebetulan waktu itu, AirAsia sudah dianggap hilang. Saya sudah persiapan nih, pasti saya berangkat. Ternyata tanggal 28 mau tahun baru, saya di telepon telah ditemukan beberapa bagian tubuh di Pulau Jawa. Saya langsung terbang ke Pangkalan Bun,” terangnya.
Sesampainya di Pangkalan Bun, dr Hastry bersama dengan komandannya melakukan koordinasi dengan beberapa pihak yang turut melakukan evakuasi korban kecelakaan pesawat tersebut, seperti tim SAR dan TNI Angkatan Laut.
“Bersama komandan saya, disana saya menjelaskan kepada tim SAR di bandara Pangkalan Bun dengan tim angkatan laut juga, kalau jenazah jangan langsung diidentifikasi dulu. Lebih baik kita periksa dengan baik. Betul nggak jenazah ini sesuai KTP, nama ini sesuai ID Card ini,” jelasnya.
Load more