tvOnenews.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil banjir kritik usai dianggap berperan memecat seorang guru SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon Muhammad Sabil Fadhilah.
Terbaru pada Senin (20/3/2023) siang Koalisi Masyarakat Garut Pemantau Pembangunan Garut membentangkan baliho di sepanjang Jalan Raya Leles untuk mengkritik Ridwan Kamil.
"Sebelumnya kami melayangkan somasi ke Ridwan Kamil terkait kondisi jalan rusak, tapi tidak direspon oleh beliau," ungkap Kuasa Hukum Koalisi Masyarakat Garut Pemantau Pembangunan Garut Evan Saepul kepada tvonenews.com, Senin (20/3/2023).
Somasi kepada Ridwan Kamil itu kemudian menjadi viral di sosial media setelah akun TikTok @nelayanpamoekan mengunggah video kerusakan jalan serta baliho kritik itu.
Baliho tersebut bertuliskan #2024 Gubernur Enggal (Gubernur Baru) yang banyak terpampang di sepanjang jalan provinsi Garut.
Terdapat pula baliho lain dengan tulisan kritik di antaranya: "Kami butuh aksi nyata Gubernur, bukan pencitraan", "punten moal dipilih deui (maaf tidak akan dipilih lagi)", hingga "Jabar sangsara (Jabar sengsara)".
Apabila belum juga mendapat jawaban atas somasi pertama, Evan memastikan akan melayangkan somasi kedua demi perbaikan terhadap jalanan di Garut.
"Betul ada upaya perbaikan oleh dinas terkait, akan tetapi aspal yang rusak itu hanya dibuang ke pinggir sementara ketika hujan kan malah jadi genangan, bukanya langsung ditambal. Kami akan layangkan surat somasi ke dua," kata Evan.
Jawaban Pemda Garut
Sementara itu pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Garut mengklaim telah berkomunikasi langsung dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait proses perbaikan jalan provinsi.
"Sudah berkomunikasi dengan gubernur, jadi untuk perbaikan yang jalan kabupaten kami anggarkan Rp111 miliar. Itu tidak tambal sulam, tapi ganti aspal baru," ungkap Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.
Rencananya pembangunan akan dikebut dan dimanfaatkan untuk keperluan arus mudik lebaran tahun ini.
Sebelum aksi Somasi itu, seorang guru SMK asal Cirebon Muhammad Sabil Fadhilah dipecat dari sekolahnya usai mengomentari unggahan Ridwan Kamil.
Sabil berkomentar dalam unggahan video Ridwan Kamil di Instagram saat dia menyapa sejumlah siswa SMP di Tasikmalaya yang viral di sosial media karena patungan membeli sepatu untuk temannya yang kurang mampu.
Saat menyapa para siswa itu Ridwan Kamil mengenakan setelan jas berwarna kuning yang identik dengan Partai Golkar. Sabil pun menanyakan sikap dan posisi gubernurnya itu.
“Maneh (kamu) dalam posisi apa? Sebagai Gubernur, kader partai, atau sebagai pribadi Ridwan Kamil?,” tulis Sabil pada Selasa (14/3/2023).
Komentar tersebut kemudian mendapat perhatian dari Ridwan Kamil. Suami Atalia Praratya itu menyematkan komentar tersebut dan menanyakan balik.
“Ceuk maneh kumaha (Menurut kamu?),” tanya membalas komentar Sabil.
Tak lama berselang, Sabil mendapat kabar bahwa Ridwan Kamil menghubungi sekolah tempatnya bekerja. Sehari kemudian ia mendapat surat pemecatan.
"Akun RK men-DM ke akun lembaga sekolah saya. Akun RK ngasih tahu screenshot komentar saya. Terus dia nanya 'guru itu seperti apa? Seperti ini kah guru?," ujar Sabil.
Menanggapi adanya pemberitaan Sabil dipecat dari Ridwan Kamil membuat unggahan klarifikasi.
“Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi,” tulisnya pada Rabu (16/4/2023).
Sebagai seorang pemimpin ia memastikan dirinya harus bersikap terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar.
“Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respon dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja,” jelasnya.
Ridwan Kamil menduga pemecatan Sabil oleh pihak sekolah mungkin saja karena komentar sang guru bisa dilihat atau ditiru oleh murid-muridnya.
“Maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik institusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan,” tulis Ridwan Kamil (RK).
RK mengklaim bahwa dirinya sudah mengontak pihak sekolah atau yayasan agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan.
“Apapun itu, di era medsos tanpa sensor ini, Kewajiban kita para orangtua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasehat-menasehati dalam kebaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia,” pungkasnya.
Temukan artikel tvOnenews.com lainnya di Google News.
Load more