Jakarta, tvOnenews.com - Kasus mutilasi kembali marak terjadi, salah satunya pembunuhan wanita berinisial AI (34) disertai mutilasi di Sleman. Hal ini mengingatkan publik pada kasus Ryan Jombang yang terjadi pada tahun 2008 silam.
Siapa yang tidak mengenal sosok Ryan Jombang, namanya sangat bersejarah di dalam kasus mutilasi paling keji Indonesia pada tahun 2008 silam, ia sosok pelaku pembunuh berantai atau serial killer dan disertai mutilasi.
Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang ramai jadi perbincangan publik usai membunuh 11 orang di belakang rumah orangtuanya di Jombang, Jawa Timur.
Pria berusia 34 tahun itu tega menghabisi 21 nyawa dan memutilasinya.
Kasus ini bermula terkuak saat kasus mutilasi Heri Santoso di Jakarta, polisi bergerak cepat akhirnya terus mendalami kasus tersebut hingga menemukan 10 korban lainnya di kampungnya, di Jombang.
Terungkap dari hasil penyelidikan, ada beberapa alasan yang mendorong Ryan untuk membunuh serta memutilasi korbannya. Motif pertama adalah faktor ekonomi dan motif kedua adalah faktor cemburu.
Kasus pembunuhan disertai mutilasi itu dilakukan Ryan dalam kurun waktu tahun 2006 sampai 2008.
Diketahui, kasus yang membuat Ryan tertangkap adalah ketika potongan tubuh Heri Santoso ditemukan di dekat Kebun Binatang Ragunan.
Ryan tega menghabisi nyawa Heri karena cemburu. Ia membunuh dengan cara ditusuk dan kepalanya dipukul menggunakan tongkat besi.
Sebelum akhirnya dipotong menjadi beberapa bagian. Ryan resmi dijatuhkan vonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Depok, karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan disertai mutilasi pada 6 April 2009.
Diketahui, Ryan Jombang memiliki orientasi seksual terhadap laki-laki. Motif Ryan Jombang membunuh Heri lantaran korban dituduh menggoda kekasihnya, Noval.
Kolase foto Ryan Jombang (kiri) dan Dokter Forensik dr. Abdul Mun'im Idris.
Heri pun lantas dibunuh di apartemen Heri di Margonda Depok, Jawa Barat. Dan langsung me-mutilasi mayatnya.
Pasca membunuh korban, Ryan Jombang justru berfoya-foya menggunakan ATM milik Heri. Hal ini membuat wajahnya terekam kamera saat ia mengambil uang milik milik Heri.
Karena kasus ini mencuat, muncul laporan warga lain yang kehilangan anggota keluarganya tetapi merasa dekat dengan Ryan Jombang.
Dari laporan tersebut polisi lantas melakukan penelusuran dan menemukan bekas kolam ikan di belakang rumah orang tua Ryan di Jombang, Jawa Timur.
Ternyata di lahan belakang rumah ini lah, tempat terkubur empat jasad korban Ryan Jombang lainnya. Ketika ditemukan polisi, jasad korban pembunuhan Ryan diketahui sudah berbentuk kerangka.
Yang lebih mengejutkan, ternyata Ryan juga mengakui telah melakukan pembunuhan lain di samping pembunuhan yang terlacak.
Jika ditotal ada 11 jasad yang ditemukan sebagai korban pembunuhan Ryan Jombang. Diketahui korban pertama yang dibunuh oleh Ryan Jombang berinisial GSP. Ryan melakukan aksi ini pada Juli 2007.
Sosok pelaku pembunuhan berantai dan mutilasi, Ryan Jombang. (Kolase Tvonenews.com)
Dokter Ahli Forensik RSCM, dr. Abdul Mun'im Idris menjadi ahli forensik yang bertugas dalam penyelidikan kasus pembunuhan Heri yang dilakukan oleh Ryan Jombang.
dr. Abdul Mun'im Idris membagikan pengalamannya dalam menangani kasus mutilasi yang menewaskan 11 orang tersebut.
Di hadapan Najwa Shihab, Dokter Forensik yang pengalaman selama 40 tahun sebagai Dokter Forensik ini mengungkapkan kondisi korban dari Ryan Jombang.
"Kita temukan potongan-potongan tubuh, jadi kita buat profile korbannya. Itu wajah dulu. alisnya rapi sekali, terlalu manis buat pria," ungkap dr. Abdul Mun'im Idris yang dilansir dari tayangan Mata Najwa: X Files Youtube Metro TV (21/3/2023).
"Terus kumisnya di waxing jadi nggak ada, jenggotnya juga demikian. Alat genital juga demikian tidak ada bulu-bulunya," sambungnya.
dr Abdul Mun'im Idris mengungkapkan bahwa ini ada hubungannya dengan orientasi seksual terhadap pelaku yakni Ryan.
Perlu diketahui, salah satu polisi yang menangani kasus ini adalah Helmy Santika, selaku Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan pada tahun 2008.
Abdul Mun'im pun melakukan koordinasi bersama Helmy Santika.
"Jadi dengan polisi waktu itu, Pak Helmy Santika saat itu, ini mustinya komunitas Gay nih pak. Dan dicarinya daerah sana," ujarnya.
Kolase foto Ryan Jombang (kiri) dan Dokter Forensik dr. Abdul Mun'im Idris. (Antara/Arief Priyono / VIVAnews Rizki Affandi)
Menurut dr Mun'im Idris, pembunuhan itu memiliki dua tipe, yang pertama sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan kedua sebagai pelampiasan emosional.
Sementara saat itu, luka yang ditemukan dalam tubuh Heri Santoso, lebih pada pelampiasan emosional.
“Yang menarik lagi itu mukanya dicacak habis itu, ya. Kan pembunuhan itu cuman dua macam aja, dua tipe. Sebagai sarana untuk mencapai tujuan ya ini untuk merampok bank terus satpamnya dibunuh itu lukanya sederhana. Satu lagi pelampiasan emosional itu sampai dirusak banyak, ya ini kategorinya ini,” ungkap dr. Mun’im Idries.
Tak sampai disitu, kekejaman dari Ryan Jombang juga ditunjukkan dengan kondisi mulut korban yang dibelah.
"Yang menarik di sini ternyata mulut korban itu dibelah, ini mencerminkan bahwa ada kata-kata yang tidak enak buat si pelaku," tambahnya.
Selain itu, dr. Mun'im Idris juga mendeteksi bekas luka sobekan kecil di bagian perut. Luka tersebut mengindikasikan bahwa senjata tajam yang digunakan oleh Ryan Jombang dalam membunuh Heri berbenti kecil.
"Di bagian perutnya itu potongannya sedikit kecil-kecil begini, nggak seperti ditebas samurai-lah. Artinya apa? Senjata-senjata kecil ini, pisau dapur bisa. Jangan cari samurai-lah seperti itu," jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Abdul Mun'im Idris juga menemukan fakta bahwa Heri belum meninggal ketika dimutilasi.
Hal ini diketahui dari adanya peradangan di jaringan bagian paha kanan yang mengindikasikan bahwa korban masih hidup ketika Ryan Jombang melakukan aksi kejinya memotong jasad.
"Kita periksa di paha kanannya, saraf mikroskopik, ditemukan reaksi radang tadi. Berarti memotongnya sebelumnya tewas," pungkas Dokter Forensik Abdul Mun'im Idris. (ind)
Dapatkan berita menarik lainnya dari tvOnenews.com di Google News
Load more