Dia mengklaim, selama ini kritik dan masukan dari kampus sangat diperhatikan.
Dia berharap mahasiswa kembali bergerak dalam koridor dan etika akademik.
"Kunker-kunker Alat Kelengkapan Dewan (AKD), termasuk Badan Legislasi, sering ke kampus-kampus," tuturnya,
"Itulah esensi peran dan kontribusi insan kampus dalam membangun peradaban bangsa. Bukan melakukan umpatan-umpatan yang dangkal dan spekulatif," imbuhnya.
Selain itu, dia pun mengibaratkan kritik BEM UI dengan istilah Jawa "waton suloyo".
"Aal-asalan, yang penting beda dan menarik perhatian," pungkasnya.
Untuk diketahui, Kritik BEM itu menampilkan gambar Gedung DPR RI dan foto Ketua DPR RI, Puan Maharani, berbadan tikus, serta mengubah nama DPR menjadi Dewan Perampok Rakyat.
Load more