Jakarta, tvOnenews.com - Mantan pejabat pajak, Rafael Alun Trisambodo baru saja keluar dari gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seusai diperiksa terkait penyelidikan harta kekayaan miliknya. Ia bungkam seribu bahasa.
Tidak sendiri, Rafael Alun menjalani pemeriksaan bersama sang istri. Istrinya terlihat memakai busana serbahitam.
Rafael Alun bersama istrinya keluar sekitar pukul 20:30 WIB dari Gedung Merah Putih KPK pada Jumat (24/3/2023). Awak media terus mencecar Rafael Alun dengan sejumlah pertanyaan terkait dengan pemeriksaan yang ia jalani.
Wartawan bertama mulai dari safe deposit box, keterkaitannya dengan pejabat pajak Wahono Saputro dan beberapa pertanyaan lainnya. Termasuk apakah dia sudah menjenguk anaknya, Mario Dandy Satriyo yang kini berada di Rutan Polda Metro Jaya.
Namun, Rafael Alun memilih bungkam seribu bahasa sembari berjalan ke luar area Gedung KPK. Tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya. Setali tiga uang dengan Rafael, sang istri juga diam saja.
Dikawal dengan pengamanan dari KPK, dia kemudian memasuki mobil Innova berwarna putih. Mobil tersebut langsung melaju meninggalkan area Gedung KPK.
KPK membuka penyelidikan berkaitan dengan harta pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo. Penyelidikan dibuka untuk menelusuri dugaan ada atau tidaknya pidana korupsi yang dilakukan oleh ayah Mario Dandy Satriyo itu.
"Ini sudah diputuskan masuk lidik," kata Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).
Sementara itu, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan soal uang mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo tersimpan di safe deposit box bank BUMN. Uang tersebut diduga dari hasil suap.
"Dugaan hasil suap. (Jumlahnya) besar," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana kepada wartawan, Jumat (10/3/2023).
Ivan menyampaikan, dugaan tersebut masih dalam proses pendalaman oleh PPATK. PPATK menyebutkan Rafael menyimpan mata uang asing di safe deposit box bank BUMN. Nominal uang yang tersimpan disebut bernilai fantastis.
"Iya sangat besar. Mata uang asing," ungkap Kepala PPATK Ivan Yustiavandana kepada wartawan. (hrs)
Load more