Jakarta, tvonenews.com - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai PDIP, Paramitha Widya Kusuma menyoroti kasus kebakaran Pertamina yang telah terjadi lebih dari sekali dalam tahun ini.
"Semuanya terjadi secara berdekatan dan tentu saja menimbulkan tanda tanya, kok nggak logis ya?," kata Paramitha dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Pertamina di Gedung DPR RI, Selasa (4/4/2023).
Dia mempertanyakan standar mitigasi kecelakaan perusahaan sekelas Pertamina dalam menghadapi kesalahan teknis maupun kelalaian pekerja.
Menurutnya, kecelakaan ledakan Pertamina berbahaya fatal dan dapat merenggut nyawa pekerja dan warga sekitar.
"Kok bisa? Pertamina yang katanya punya standar tinggi bisa mengalami kecelakaan-kecelakaan seperti ini?," ujar dia.
"Apa sih sumber masalahnya sampai kecelakaan seperti ini terus-terusan terjadi setiap tahunnya pasti ada dan lebih dari satu kali ya, sudah 14 kali," imbuhnya.
Dia menjelaskan, ada sejumlah kecelakaan Pertamina yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
"Berdasarkan info yang saya peroleh sejak Juli lalu, setidaknya sudah ada 14 kasus kecelakaan di Pertamina yang fatal. Fatal disini artinya ini bisa menyebabkan kematian baik pekerja maupun warga," jelas dia.
Kemudian, dia mencontohkan, kasus di Rokan, kasus di Sumatra Selatan, dan kebakaran Plumpang. Kemudian kebakaran kapal bahan bakar minyak (BBM) di Ampenan serta ledakan kilang Dumai.
Lebih lanjut, dia menilai jika kebakaran sering kali terjadi dalam waktu berdekatan, hal ini bukan hanya kesalahan faktor cuaca.
"Ini kita juga tidak bisa terus-terusan untuk menyalahkan faktor cuaca. Karena menurut saya dari dulu sampai sekarang ya cuacanya, ya petirnya ya seperti itu-itu saja," papar dia.
Namun, Paramitha menilai kecelakaan kerja kerap kali terjadi karena adanya ketidakpatuhan dalam menjalankan standar operasional prosedur (SOP).
Kata dia, terkait hal ini harus ada yang bertanggungjawab.
"Harus ada pihak yang bertanggung jawab, siapa yang paling bertanggung jawab karena pasti ada faktor manusia yang menyebabkan kecelakaan ini terus-menerus. Tidak bisa terus-terusan menyalahkan alam," tegas dia.
Kemudian, dia menceritakan soal curhatan pekerja Pertamina kepada dirinya. Para pekerja mengklaim bahwa mereka sudah menyatu dengan alat-alat saat merawat aset Pertamina.
"Kalau dari curhatan para pekerja Pertamina ke saya, mereka bilang bahwa selama mereka bekerja merawat alat-alat tersebut, mereka sudah sangat menyatu dengan alat. Sampai HT yang mereka bawa kemana-mana itu menurut para pekerja itu adalah istri kedua mereka. Alat-alat itu seperti punya ruh dan menyatu dengan pekerja yang selama ini merawat," terang Politikus PDIP.
"Jadi mereka cenderung menganggap kecelakaan- kecelakaan ini sebagai pertanda bahwa ada sesuatu di pertamina," pungkasnya. (rpi)
Load more