Jakarta, tvOnenews.com - Ratusan orang dari Humanity United Project Indonesia (HUPI) melakukan teatrikal tindak diskriminasi yang dialami oleh etnis Uyghur, Xinjiang, China. Demo itu dilaksanakan di Gedung kedutaan besar China di Jalan Mega Kuningan No 2, Jakarta Selatan Selasa (4/4/2023).
Ahmad Muhadi salah seorang peserta aksi dalam orasinya mengatakan telah terjadi persekusi, penindasan, pemasungan hingga genosida budaya secara sistematis dan serius di Xinjiang. Hal ini ditunjukkan demgan lebih kurang 200 masjid dialihfungsikan.
“Mata dunia harus melihat telah terjadi persekusi, penindasan, pemasungan hingga genosida budaya secara sistematis dan sangat serius di Xinjiang. Hal ini diperkuat dengan adanya larangan aktivis keagamaan, atribusi, dan identitas sebagai “muslim” pun tidak disenangi”, tutur Muhadi.
Pernyataan ini ditambahkan oleh Askan Nor, yang juga koordinator lapangan menyampaikan dalam orasinya bahwa mereka merasa semakin tersakiti ketika mendengar kondisi terkini bahwa masyarakat minoritas muslim Uyghur di paksa untuk tidak berpuasa.
Ia juga menyatakan penderitaan muslim uyghur bukan hanya penderitaan ummat muslim, tapi juga penderitaan semua ummat manusia, Karena untuk merasakan penderitaan Uyghur tidak harus menjadi muslim tapi cukup menjadi manusia.
“Sebagai umat Islam kita merasakan betul bahwa satu muslim dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara. Dan bangunan umat Islam laksana satu batang tubuh, yang jika satu bagiannya sakit, maka bagian yang lain ikut merasakan sakit tersebut. Saat ini diskriminasi bermodus deradikalisasi menuntut agar ummat muslim Uyghur tidak berpuasa”, tutup Askan. (ebs)
Load more