Basis dukungan Islam tradisional yang menjadi penyokong utama adalah modal politik penting Cak Imin dalam medan pertarungan pilpres. Meskipun Cak Imin dikenal sebagai politisi piawai yang insting politiknya sangat tajam, tetapi untuk menjadi pemimpin poros, Cak Imin harus bekerja ekstra untuk meyakinkan partai-partai politik lain bergabung dalam skema koalisi. Sama seperti Demokrat, PKB membutuhkan tambahan partai pendukung agar bisa mengusung capres-cawapres.
"Untuk positioning Anies bisa saja berada dalam poros kedua atau ketiga. Semua kembali pada bagaimana membangun formula koalisi taktis dan strategis yang diharapkan tidak semata-mata bertumpu pada pragmatisme (alokasi dan distribusi kekuasaan)," ucapnya.
Ekspektasi atas lahirnya tiga poros tersebut tentu didasarkan pada pengalaman buruk Pilpres 2019 yang hanya menghadirkan dua poros utama sehingga menyebabkan terjadinya gejala divided society. Saat itu, segmentasi masyarakat menjadi semakin terpolarisasi ke dalam dua kutub yang berseberangan secara diametral, yakni pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin dan pendukung Prabowo-Sandi.
Kondisi ini cukup menguras energi dan menghadirkan ketegangan politik tinggi. Yang penting menjadi catatan, calon-calon yang berasal dari partai politik baik dalam kapasitasnya sebagai ketua umum maupun elite partai lebih berpeluang mendapatkan tiket pencalonan mengingat otoritas tunggal partai politik sebagai pemegang kendali pencapresan. Sebab pintu pencalonan tetap menjadi domain dan wewenang partai politik.
"Bisa saja, nama-nama yang beredar dengan elektabilitas tinggi seperti Ganjar dan Anies, tidak bisa melenggang mulus dalam medan pertarungan karena tidak mendapatkan dukungan partai-partai politik," tandasnya.
Load more