Kabupaten Batubara, Sumatera Utara - Di Kabupetan Batubara, Sumatera Utara, Sekitar tiga jam perjalanan dari Kota Medan, ada sebuah Istana, hampir keseluruhan bangunan tua itu terbuat dari kayu, hanya beberapa bagian lantai dan tiangnya yang terbuat dari batu.
Lantainya tidak terlalu bersih, di hampir sudut bangunan, baik diatas maupun dibawah bangunan, kayu kayunya sudah lapuk, sangat tidak terurus, malah ada beberapa sudut dinding yang sengaja di tempeli kayu papan seadanya, catnya mulai tak terlihat, atapnya juga mengangga dan berlubang.
Meski begitu, melihat Istana ini apalagi masuk kedalam, kita akan merasakan betapa istana ini dulunya adalah simbol kemegahan kerajaan di masanya.
Dan beberapa tahun lalu, Istana Niat Lima Laras ini adalah tempat tujuan wisata yang cukup banyak dikunjungi, baik wisatawan lokal, maupun wisatawan yang datang dari negeri jiran Malaysia, tapi sekarang hal itu sangat langka untuk kita jumpai.
Bupati Batubara, Ir Zahir yang ditanyakan soal ini, Sabtu (23/10), mengatakan, bahwa selama ini pengelolaan cagar budaya itu bukan tanggung jawab pemerintah daerah, namun dikelola oleh keluarga kerajaan yang saat ini masih hidup dan tinggal disekitar Istana itu.
“Kita sudah tawarkan ke keluarga, agar pemerintah yang kelola, agar dapat dipugar secara baik, namun kita terkendala pengajuan dana yang cukup besar yang mereka minta, nilainya hingga belasan milyar, kita tidak sanggup ” Kata Zahir.
Ia juga mengaku, sangat menyayangkan Istana itu semakin hari semakin memprihatinkan, padahal merupakan peninggalan atau aset budaya yang harus dilestarikan, namun karena kendala izin pengelolaan, pihak Pemerintah tidak bisa berbuat banyak.
Sejarah Singkat Istana Lima Laras
Menurut Wikepedia, Pembangunan istana ini memakan biaya sebesar 150.00 Gulden, dengan mendatangkan 80 tenaga ahli bangunan yang didatangkan dari Cina dan Pulau Penang Malaysia.
Datuk Matyoeda berserta keluarga dan unsur kerajaanya mendiami lokasi istana pada tahun 1883, hingga berdiri secara utuh istana tersebut pada tahun 1907 hingga 912.
Berakhirnya aktifitas kekuasan kerajaan Lima Laras, terjadi pada tahun 1923, yaitu akhir dari pemerintahan Datuk Muda Abdul Roni, dan pada tahun 1942 tentara Jepang masuk ke Indoneisa dan menguasai Istana tersebut. Pada masa Agresi Militer II, Istana Lima Laras kembali ke Republik Indonesiadan ditempati oleh Angkatan laut, dan merupakan pusat perjuangan.
Kontruksi istana ini adalah tiga lantai, memliki 28 pintu dan 66 pasang jendela, dibangun diatas ukuran tanah 1400m2.
Saat ini , istana itu berada di Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara, jika anda kebetulan berada didaerah ini, tidak ada salahnya mengunjungi lokasi ini, untuk melihat istana yang bukan lagi istana ( jasa/ade)
Load more