Jakarta, tvOnenews.com - Imbas dari rawannya serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakiri mengimbau agar 6 wilayah Pegunungan Papua tidak melakukan salat Idul Fitri di lapangan.
Ia mewanti-wanti 6 wilayah yang menurutnya rawan dari serangan KKB yang kerap melakukan kekeasan kepada masyarakat dan apara.
Mengutip dari VIVA, Kapolda Papua membeberkan 6 wilayah tersebut yaitu Kabupaten Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Nduga, Yahukimo, dan Pegunungan Bintang.
Ia juga menambahkan, Dogiyai dan Lany Jaya juga termasuk daerah yang rawan dari gangguan anggota KKB.
"Kalau cukup rawan keamanan di daerah itu, kita tidak akan ijinkan laksanakan salat Idul Fitri di lapangan. Kita imbau masyarakat lakukan salat di tempat-tempat yang bisa diawasi aparat TNI-Polri,” ujar Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakiri usia memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Cartenz 2023 di Mako Brimob Polda Papua, Senin (17/4/2023).
Irjen Mathius juga membeberkan mengenai pengamanan yang disiapkan saat Salah Idul Fitri nanti.
Dalam melakukan pengamanan, aparat dari undur TNI, Polri dan unsur lainnya akan turun langsung.
Hal itu dilakukan demi menjaga keamanan bagi masyarakat yang melakukan Salah Idul Fitri.
"Jadi di enam daerah rawan kita lakukan pengamanannya berbeda dengan daerah lain. Kita sudah ingatkan anggota kami agar waspada pada moment Hari Raya Idul Fitri ini tidak dikotori oleh gangguan-gangguan," lanjutnya.
Ia mengimbau kepada msyarakat Papua untuk menjaga toleransi selama menjalani warisa leluhur masing-masing.
Kapolda juga mengatakan dalam upaya pengamanan Operasi Ketupat Damai Cartenz 2023 ini, pihaknha bersama TNI menurunkan 1.400 lebih personel.
Pratu Miftahul Arifin Gugur
Suasana duka menyelimuti kediaman orangtua seorang prajurit TNI asal Pacitan, yang gugur dalam tugas di Papua.
Berbagai persiapan bahkan dilakukan sambil menunggu kepulangan jenazah. Salah satu prajurit TNI Satgas Yonif R 321/13/1 Galuh Taruna tersebut gugur setelah terlibat kontak tembak dengan Kelompok Sparatis Teroris (KST) di wilayah Nduga, Papua pada, Sabtu (15/04).
Terlihat, sejumlah warga dan TNI dari Kodim 0801 Pacitan berdatangan di rumah duka yang terletak di Dusun Krajan Kidul RT 04 RW 04 Desa Nanggungan Kecamatan/ Kabupaten Pacitan, untuk menyampaikan rasa bela sungkawa.
Berbagai persiapan bahkan terus dilakukan keluarga. Hanya saja pihak keluarga masih menunggu kepastian kepulangan jenazah.
"Belum tahu. Kami belum menerima keterangan resmi. Jadi belum tahu jenazah datang kapan," kata Wakhidia Nur Azizah, istri Pratu Miftahul Arifin.
Nur Azizah menambahkan selain kepulangan jenazah, hal yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah mewujudkan harapan masa depan untuk menjadikan putranya yang kini masih kecil menjadi penerus generasi TNI.
"Bagaimana kemudian hari saya dan anak tanpa almarhum. Saya masih belum tahu, sedangkan jenazah suami saya informasinya belum bisa dievakuasi karena faktor cuaca," imbuhnya.
Komandan Distrik Militer 0801 Pacitan, Letkol Inf Roliyanto bersama istri dan sejumlah anggota TNI Kodim saat melaksanakan takziah memberikan motivasi buat keluarga.
Harus sabar dan tabah menghadapi ujian ini semua. Sebagai keluarga TNI harus siap menghadapi apapun nantinya. Isak tangispun mendadak pecah sesaat perwira ini menyampaikan duka yang mendalam dari segenap keluarga besar TNI.
"Kami berbela sungkawa atas meninggalnya Pratu Miftahul Arifin. Saya sangat sedih melihat anaknya yang masih berusia 18 bulan itu. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat sabar, tawakal menghadapi semua cobaan itu," jelasnya sambil menteskan air mata.
Perlu diketahui, bahwa Pratu Miftahul Arifin merupakan salah satu prajurit TNI yang tergabung dalam Tim 3 badak 3 Satgas Yonif R 321/ CT/13/1 Kostrad.
Pratu Miftahul Atrifin dikabarkan gugur saat terjadi kontak tembak dengan gerombolan KST saat melaksanakan patroli pembersihan di dekat Pos Militer Mugi, Kabupaten Nduga Papua Pegunungan.
Jenazah Pratu Miftahul Arifin saat ini belum dapat dievakuasi karena faktor cuaca. (asw/hen/ree)
Load more