Jakarta, tvOnenews.com - Menko Polhukam Mahfud MD berbicara blak-blakan soal Pilpres 2024, di mana namanya mencuat ke publik usai rapat dengan DPR bongkar aliran transaksi Rp 349 Triliun ke Kemenkeu.
Sebelumnya, publik dibuat heboh atas pernyataan Mahfud MD yang menyoroti transaksi janggal sebesar Rp 349 Triliun di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Di mana, aksi tegas dari Mahfud MD menuai banyak reaksi positif dari publik, namanya pun kembali naik diperbincangkan dalam bursa Pilpres 2024.
Menkopolhukam, Mahfud MD di rapat kerja dengan anggota Komisi III, di Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. (Julio Trisaputra/ tim tvOnenews)
Di mana seiring pasca peristiwa di DPR tersebut, nama Mahfud MD kian melejit dalam bursa Pilpres 2024. Hal itupun disinggung oleh Helmy Yahya kepada Mahfud MD yang hadir sebagai narasumber di acara kanal Youtube pribadinya.
"Jangan-jangan ini tokoh yang dirindukan untuk memimpin Indonesia ke depan," ucap Helmy Yahya yang dilansir dari Helmy Yahya Bicara, pada Selasa (18/4/2023).
Merespons hal itu, Mahfud MD mengaku belum memikirkan soal Pilpres 2024, dan hanya ingin fokus menyelesaikan tugas-tugasnya terlebih dahulu sebagai Menko Polhukam yang diberi mandat dari Presiden Jokowi.
"Saya belum menganalisis itu dan belum merasa berkepentingan untuk membahas itu. Saya ingin menyelesaikan tugas-tugas saya yang disampaikan Pak Jokowi dulu," tuturnya.
Mantan Ketua MK Periode 2008-2013 tersebut membeberkan 5 hal hal terkait tugas-tugasnya yang diberi mandat dari Presiden Jokowi.
"Satu (Pemberantasan Korupsi), dua (radikalisme) gitu ya, kemudian penyelesaian Hak Asasi Manusia, lalu penegakan hukum dengan indeks persepsi hukumnya itu, itu yang saya fokus ke sana dulu," ujarnya.
Lebih lanjut, Mahfud MD secara terus terang mengaku bahwa tidak merespons akan namanya masuk di bursa Pilpres 2024.
Helmy Yahya bertanya bagaimana jika Mahfud MD dicalonkan oleh salah satu parpol, apakah bersedia atau tidak.
"Itu termasuk saya tidak merespons," ungkapnya.
"Tidak atau belum?" tanya kembali Helmy.
"Sekurang-kurangnya belum merespons," jawabnya.
Mahfud Md di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2023). (Syifa Aulia/tvOnenews)
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia ini menyatakan perbandingan dirinya saat Capres 2019 dengan Pilpres 2024.
"Dulu di tahun 2019 kalau ada berita seperti itu, pasti saya kejar kapitalisasi agar ini berkembang terus sehingga saya menguat." ucapnya.
"Karena waktu itu saya memang iya mau (Capres 2019), tapi sekarang saya tidak kapitalisasi, biar ajalah berkembang sendiri, nanti kalau saatnya perlu dijawab, ya dijawab," katanya.
Mahfud mengungkapkan bahwa memiliki filosofi jika mengejar jabatan sepenting (Presiden), dikejar bagaimanapun tidak dapat.
"Karena filosofi saya tuh kalau jabatan sepenting itu, semua jabatan tapi kalau sepenting itu dikejar kalau ndak bisa nda dapat," ucapnya.
"Ndak dikejar kalau mau diberikan oleh Tuhan kan, itu saya menjadi tenang dengan berpikir begitu, karena itu semua sudah pernah saya alami," sambungnya.
"Saya pernah kejar jabatan juga, ndak dapat, sudah mati-matian gitu. Tapi ketika saya tidur-tiduran gitu nda papa, tiba-tiba dipanggil diberi jabatan juga pernah, itu artinya Tuhan aja," ucapnya sambil memberi gestur garis tangan.
Mahfud MD mengakui belajar dari pengalaman tahun 2019
Mahfud MD mengaku belajar dari kekecewaan dari Pilpres 2019, kala itu Mahfud ditunjuk pada menit-menit akhir untuk menjadi Cawapres Jokowi.
"Iya saya belajar dari pengalaman itu (Pilpres 2019), bahwa kalau direncanakan, kalau Tuhan tidak mengizinkan. Apalagi di politik bisa belok mendadak," pungkasnya.
"Kalau kita tidak merencanakan pun, ya kita diem-diem tapi Tuhan menghendaki tiba-tiba dapat," tambahnya.
Menteri kelahiran Kabupaten Sampang ini mencontohkan ketika dirinya menjadi Menteri Pertahanan di Era Presiden Gus Dur. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more