Jakarta, tvOnenews.com - Duta Arsip Nasional Republik Indonesia, Rieke Diah Pitaloka mengajak negara-negara Asia-Afrika berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia, melalui teknologi informasi. Sebab, menurutnya, perang yang terjadi saat ini bukan lagi sekedar kontak fisik, dan senjata api, melainkan juga perang data, dan informasi.
Untuk itu, Rieke mengusulkan negara-negara Asia-Afrika yang dulu pernah menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA) kembali bersatu, dan mengumpulkan informasi secara benar, akurat, dan efektif.
"Rasanya tidak berlebihan jika kita menawarkan proses pengarsipan global dengan instrument GPT (Generative Pre-Trained Transformer)," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/4/2023).
Rieke saat menjadi pembicara dalam Bincang Arsip: Memperingati 68 tahun Konferensi Asia-Afrika, Selasa (18/4/2023) mengatakan proses pengarsipan global dengan instrumen GPT itu tetap harus mengedepankan perspektif moral dan etika, sebagaimana yang ditawarkan Bung Karno di KAA.
"Hidup kemasyarakatan, pemerintahan dan ketatanegaraan perlu didasarkan pada kode moralitas dan etika, yang tertinggi. Dan dalam politik kode moralitas tertinggi ialah subordinasi, ketertundukan segala sesuatu kepada keselamatan umat manusia,” ujar Rieke mengulang pernyataan Bung Karno.
Dengan cara pandang ini, lanjut Rieke, maka pengumpulan informasi sebagai proses pengarsipan di era kontemporer yang memanfaatkan GPT, dapat digunakan sebagai instrumen konfirmasi kebenaran, keakuratan, keefektifan positif atas informasi yang disajikan.
"Perspektif tersebut sangat penting dalam menghadapi konstelasi geopolitik saat ini, termasuk untuk menjawab tantangan narasi ketakutan 'dunia akan gelap'," kata Rieke.
Load more