“Nah di situlah saya kemudian saya terbiasa dengan tradisi-tradisi keagamaan. Orang tua saya ingin saya jadi guru agama makanya saya dimasukkan ke PGA (Pendidikan Guru Agama), maksudnya biar jadi Guru Agama di SD," pungkas sang Menko Polhukam.
Di masa itu, guru agama dinilai sebagai profesi mentereng. Mahfud MD mengatakan posisi tersebut di desa masa itu setara dengan posisi menteri di Jakarta. Imbas dari rutinitas yang begitu padat membuat Mahfud MD kerap kali tidak tidur.
“Jadi memang tidak bisa tidur, ya tidur sebisa-bisanya,” lanjutnya.
Namun, Mahfud mengaku masa kecilnya begitu mengasikan, beberapa kenakalan pun sempat ia lakukan.
“Katanya kalau bermusik itu bermain-main dengan setan tetapi saya nih kan agak bandel. Saya belajar main gamelan, seruling, bahkan pernah ikut main ketoprak,” kenangnya.
Dalam kesempatan itu, Mahfud MD juga membeberkan bahwa dirinya kerap mengunjungi ‘spot favorit’ yang tak biasa, ketika tengah mengenyam pendidikan di Yogyakarta.
“Jadi begini saya di Jogja itukan kos sebagai anak. Nah kos dulu rumahnya gedek, lantainya belum ada semen apa gitu, sederhana sekali di tahun 74,” kata pria alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta ini.
Load more