Mengutip dari laman NU Online, dikatakan kalau Kopiah yang semulanya merupakan tradisi pesantren mulai dijadikan sebagai Kopiah Nasional atau simbol pergerakan dan juga identitas nasional.
Di awal pergerakan Nasional 1908 Tjokroaminoto aktivis Sarekat Islam (SI) yang juga merupakan guru dari Soekarno memulai tradisi penggunaan kopiah hitam sebagai bentuk penolakan terhadap feodalisme termasuk dalam berpakaian dan berbahasa.
Dimana pada saat itu aktivis masih banyak aktivis yang memakai destar dan tutup kepala blangkon, yang lebih dekat ke tradisi priyayi dan aristokrat dan Kopiah Hitam pun muncul sebagai salah satu simbol dari gerakan sama rata sama rasa.
Lalu, sebagai seorang orator yang sangat ulung, Bung Karno selalu tampil dengan gagah dan mempesona dengan kopiah yang selalu menghiasi kepalanya dalam berbagai kesempatan.
Dimana hal tersebut pun membuat Kopiah tidak hanya menjadi simbol Islamisme tetapi juga sekaligus sebagai simbol patriotisme dan nasionalisme yang membedakan kaum pergerakan dengan para priyayi yang menjadi kolaborator Belanda dengan ciri khas blangkonnya. (saa/ree/akg)
Load more