“Di mana rasa kemanusiaanya? Masa orang sudah sakit berat begitu tetap ditahan? Ini sama sekali tidak berperikemanusiaan. Kami sangat sesalkan perlakuan yang tidak manusiawi seperti ini,” ungkap Elon.
Dia meyakini hakim pra peradilan di PN Jakarta Selatan bekerja berdasarkan hati nurani yang berperikemanusiaan dan berkeadilan tanpa intervensi atau tekanan dari pihak manapun.
Elon bersama mahasiswa dan masyarakat Papua yang selama ini memantau proses hukum terhadap Lukas Enembe meyakini keadilan akan diperoleh Lukas Enembe melalui hakim pra peradilan PN Jakarta Selatan.
“Kami yakin hakim adalah wakil Tuhan di dunia yang menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Kami pun yakin hakim di PN Jakarta Selatan ini betul-betul gunakan hati nuraninya untuk menilai perkara yang sedang membelit Lukas Enembe. Utamanya hakim tentu memperhatikan dengan sangat cermat kondisi kesehatannya yang sudah sangat parah dan butuh penanganan medis yang intensif,” jelasnya.
Kata dia, belum lama ini data medis Lukas Enembe diungkap di sidang pra peradilan oleh dokter ahli patologi Gatot Susilo Lawrence yang mengungkap kondisi kesehatan Lukas Enembe mulai dari gangguan hepatitis B kronis, ginjal kronis, gangguan otak, inkoordinasi dan jantung.
"Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk menempatkan Lukas Enembe di tahanan. Justru hanya akan membuat kondisi dia makin memburuk," pungkas Elon. (hmd/nsi)
Load more