Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief menyayangkan sikap Presiden Jokowi yang memilih Istana Merdeka sebagai tempat berkumpulnya ketum parpol koalisi pemerintah.
Menurut dia, Istana lebih tepat digunakan sebagai tempat untuk kegiatan kenegaraan.
Oleh karena itu, dia menilai tidak etis digunakan untuk kegiatan parpol.
“Ketua umum pimpinan partai politik itu kan bukan bawahannya. Jadi menurut saya enggak etis sih mempertontonkan itu di depan rakyat. Memang enggak ada peraturan yang mengatakan tidak boleh, tapi secara etika kurang pas,” ujar Andi saat dihubungi, Rabu (3/5/2023).
“Kalau mau kongkow-kongkow ya silakan di rumah di tempat mana gitu tempat yang tidak mengandung unsur negara, silakan aja. Mau di kafe kek, mau di rumah ketua partai lain kek,” tambah Andi.
Menurut dia, pertemuan ketum parpol dengan Jokowi pada Minggu (2/4/2023) lalu sudah memilih tempat yang tepat yaitu di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan.
“Nah kalau yang paling tepat itu menurut saya waktu pertemuan dengan ketua-ketua partai dan Jokowi di kantor PAN, itu menurut saya yang paling tepat. Enggak cocok kalau di Istana, dia kan presiden seluruh rakyat itu. Menyakiti hati rakyat itu,” jelasnya.
Di sisi lain, dia tak mempermasalahkan apabila Jokowi menggelar konsolidasi dengan ketum parpol koalisi pemerintah.
Namun, Andi hanya menyayangkan Jokowi memanfaatkan Istana sebagai tempat pertemuan.
“Ya terserah saja itu kan hak kalau mau konsolidasi silakan, tapi tempatnya juga, kan bahaya itu. Artinya bahwa Presiden Jokowi memberi pesan kepada seluruh penegak hukum harap mendukung calonnya karena dilakukan di Istana. Karena itu bahaya itu,” pungkas Andi. (saa/muu)
Load more