“Besukan tuh, mereka sudah siap dari rumah udah nggak pakai apa-apa di dalamnya, tapi begitu masuk, dijagain tuh di pojok. Saling jagain itu temen-temennya supaya orang nggak lihat di situ ya mereka melakukanlah sampai selesai,” ungkap Tio Pakusadewo.
Tio mengaku bahwa sepanjang pengalamnya para sipir tahu jika ada hal-hal seksual yang dilakukan oleh napi dan orang yang datang membesuk.
“Mereka (sipir) tahu, ya tahu-lah. Kan dilempar duit mulutnya diem,” ungkap Tio Pakusadewo.
Bukan itu saja, Tio Pakusadewo juga mengatakan bahwa ada rumah sakit di depan area lapas di mana seorang napi bisa pura-pura sakit. Lantas napi tersebut akan dirawat selama satu hingga dua hari hingga datang sosok ‘suster-susteran’ yang dapat diajak untuk melakukan hubungan seksual.
"Ada rumah sakit di depannya. Jadi, kita bisa tuh pura-pura sakit, dirawat lah sehari, dua hari, datang deh suster-susteran. Ada tarifnya, Ded. Sehari ada yang Rp1,5 (juta), ada yang Rp2,5 (juta)," katanya.
Tio Pakusadewo menyebut bahwa adanya suster-susteran ini telah menjadi rahasia umum di dalam penjara. (lsn/muu/rka)
Load more