"Carina melakukan pekerjaan luar biasa selama 18 bulan terakhir," kata Ketua Tim Manuifaktur Oxford, Sandy Douglas, yang dikutip dari BBC Indonesia, Jumat (29/10/2021).
Hal lain yang patut dibanggakan atas pencapaian Carina adalah karena dia satu-satunya orang yang berhasil menemukan formula tersebut sendirian.
"Satu hal yang tak biasa adalah Carina mengerjakannya sendiri, tidak seperti tim perusahaan besar seperti Pfizer yang memiliki peneliti manufaktur dalam jumlah banyak." Lanjutnya.
Banyaknya dukungan dan apresiasi yang diterima Carina tak langsung membuat Carina berpuasa diri, ia justru merasa jika pencapaiannya saat ini baru saja dimulai.
“Saya merasa saya masih perlu banyak belajar dari atasan saya dan professor-profesor lain, dan menurut saya ini barulah permulaan saja, masih panjang jalan yang harus saya tempuh untuk menjadi orang hebat.” Ungkap Carina.
Atas pencapaianya Carina akan mewakili tim dalam menerima penghargaan Pride of Britain di London pada akhir pekan ini. Penghargaan ini merupakan satu dari sejumlah penghargaan yang diterima tim vaksin Universitas Oxford sejauh ini.
Saat ini, vaksin Oxford AstraZeneca paling banyak digunakan di dunia, mencakup 177 negara, termasuk Indonesia. (mii)
Load more