‘’Dulu lahan ini adalah semak belukar dan selalu terjadi kebakaran dan sempat memikirkan lahan gambut ini cocoknya ditanami tanaman apa? Setelah digarap dengan baik, maka lahan seluas 15 ha dan waktu itu harga cabai sangat tinggi mencapai Rp100 ribu per kg dan kami menanam cabai kriting dan berhasil panen 3,5 ton dan dijual ke masyarakat dengan harga Rp20 ribu per kilogram,’’ ujarnya.
Ia menyebutkan, pride tanam cabai ini dilakukan dua kali dan hasilnya juga sama. Kemudian dikembangkan dengan penanaman umbi porang dan saat ini sudah mulai berkembang. Tentu umbi porang ini memiliki nilai ekonomis jika dikembangkan dengan jumlah yang banyak.
Menurut Kapolres, di kampung tangguh saat ini luas lahannya sudah mencapai 15 ha dan mengembangkan konsep di lahan itu ada jenis tumbuhan yang manis, pahit dan tanaman keras. Tentu ini akan terus di jaga dengan baik, sehingga kampung tangguh ini benar-benar berhasil dan akan merangsang minat masyarakat untuk mengembangkan pertanian. (Muhammad arifin/mii)
Load more