Pertama kali diunggah melalui akun Twitter @sosmedkeras yang mengunggah foto WSJ memegang bendera pelangi dari angle berbeda dan terlihat banyak perempuan hijab.
“Ini mbak hijaban ngapain :”),” komentar netizen.
“Kata guru ngaji aku: kita gak pernah bisa milih lahir dimana dan mati kapan, itu tanda bahwa hidup kita bukan milik kita (tapi milik Allah). Sebagai orang beragama, hidup seharusnya emang gak bebas, ada aturan yang mengikat agar semuanay seimbang,” tulis netizen lain.
Unggahan tersebut menarik atensi publik dan sudah dilihat sebanyak 7,1 juta kali dan disukai oleh 25,7 ribu pengguna.
Melihat hal tersebut akun Twitter WSJ @womensmarchjkt memberi tanggapannya.
“Mari kita saling menjaga dan memberikan dukungan kepada sesama. Jika kamu menemukan postingan berisi ujaran kebencian terhadap peserta aksi Women’s March Jakarta (WSJ), segera laporkan melalui fitur laporan,” tulis @womenmarchjkt.
Bahkan ada juga salah satu yang mengikuti kegiatan tersebut mengatakan bahwa dirinya menyukai kegiatan WSJ kali ini, karena hadir sebagai transpuan.
Load more