Dari data yang dibagikan Kementerian Kesehatan, disebutkan bahwa persentase bayi mengalami abortus atau lahir mati karena sifilis sebanyak 69 hingga 80 persen.
"Jadi risikonya tinggi, makanya harus ditangani," tegas dia.
Kemenkes juga menyayangkan rendahnya ibu yang menjalankan pengobatan setelah mengetahui terpapar sifilis.
Kurang lebih hanya ada 40 persen yang menjalani pengobatan. Sisanya tidak melakukan pengobatan sehingga berisiko menularkan penyakit tersebut ke anak mereka.
“Pasien ibu hamil dengan sifilis yang diobati hanya berkisar 40% pasien. Sisanya, sekitar 60% tidak mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan,” kata dr. Syahril.
(Ilustrasi. Bakteri penyakit sifilis. Sumber: ANTARA)
Kata Syahril, rendahnya persentase ini besar kemungkinan terjadi karena stigma yang terlanjur dibentuk di masyarakat. Stigma ini menyebabkan mereka yang terpapar malu, hingga beralih tak mengobati penyakit yang mereka derita.
Load more