Jakarta, tvOnenews.com - Masih ingat dengan kasus sate sianida? Seorang wanita bernama Nani Apriliani Nurjaman (25 tahun) telah ditetapkan sebagai terdakwa dalam kasus sate sianida yang berada di Bantul, D.I.Yogyakarta.
Saat dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian, Nani mengaku sate sianida tersebut salah sasaran. Sasaran yang sebenarnya ia tujukan kepada seorang pria yang tinggal di Kasihan, Bantul.
Ditreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkan Rudy Satria mengatakan kasus kopi sianida ini bermotif dari sakit hati karena pria yang menjadi target telah menikah dengan orang lain dan bukan dengan pelaku.
“Motifnya adalah sakit hati karena ternyata target menikah dengan orang lain, tidak dengan dirinya,” ungkap Kombes Pol Burkan Rudy Satria, pada Senin (3/5/2021) lalu.
Kini kasusnya telah selesai, Majelis Hakim PN Bantul menjatuhkan hukuman kepada Nani Apriliani berupa hukuman penjara selama 16 tahun.
Dalam kasus tersebut, seorang Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti mencoba mengungkapkan kasus tersebut dari segi ilmu forensik.
Kasus pembunuhan dengan menggunakan sate yang bercampur sianida telah usai. Pelaku, Nani Apriliani Nurjaman (25 Tahun) tak menyangka bahwa aksinya telah salah sasaran dan membuatnya harus berakhir di penjara.
Seorang Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti menanggapi kasus sate sianida yang terjadi di Bantul, D.I.Yogyakarta ini.
dr Sumy Hastry mengungkapkan pelaku dalam kasus sate sianida ini telah berencana melakukan hal tersebut karena seluruhnya telah direncanakan, termasuk membeli sianida melalui online.
“Si pelaku ini sudah berencana, karena sudah beli sianida sebulan yang lalu via online. Katanya dia sakit hati sama orang yang mau dikasih sate sianida,” ungkap Ahli Forensik, dr Sumy Hastry dalam video YouTube Denny Darko.
“Dia juga nggak pakai aplikasi, jadi langsung. Emang udah rencana,” lanjutnya.
Nani Apriliani Nyrjaman, terpidana kasus sate sianida maut didampingi Ade Agustina Kepala LPP Kelas 2B Yogyakarta. (Tim tvOne - Lucas Didit)
Kemudian, saat melancarkan aksinya pelaku sengaja memakai jaket dan hijab untuk menyamarkan identitas.
“Dia udah berencana, pakai jaket, pakai hijab untuk menyamarkan identitas. Padahal sehari-hari dia tidak berhijab,” ujarnya.
Selain itu, Nani juga meminjam motor dari seorang driver ojek online untuk mengirimkan sate sianida tersebut tanpa menggunakan aplikasi.
Namun, pihak kepolisian berhasil menemukan jaket yang saat itu sempat dipakai oleh pelaku, serta kendaraan dengan melacak nomor kendaraan tersebut.
“Untungnya, ketemu juga jaket yang dipakai waktu itu. Polisi bisa melacak lah, kan CCTV polisi dimana-mana,” jelas dr Hastry.
“Bisa terlacak dari nomor kendaraan yang dipakai,” sambungnya.
Mendengar kejadian dalam kasus tersebut, Denny Darko sempat berkomentar bahwa kasus tersebut seperti terjadi dalam drama. Dimana seharusnya yang mendapatkan sate beracun tersebut salah sasaran.
Bukan pria yang menjadi target korban, malah seorang anak kecil dari driver ojek online yang meninggal setelah memakan sate sianida tersebut.
“Kayak yang di drama-drama ya, yang ditarget malah nggak kena. Terus dibawa pulang driver ojol. Akhirnya jadi kayak gini,” ujar Denny Darko.
Sebab menurut Denny, sudah terbiasa bagi orang Indonesia jika melihat makanan yang tidak termakan merasa eman-eman.
“Karena kita kan orang Indonesia, lihat makanan, eman mubazir kalau nggak dimakan,” sambung Denny.
Untuk itu, dr Sumy Hastry mengimbau masyarakat untuk berhati-hati bila dikirim makanan dari orang yang tidak diketahui.
“Memang kita harus hati-hati, dikirim makanan dari orang nggak jelas. Kita nggak tahu maksud orang kayak gimana,” imbau dr Hastry.
Ilustrasi Sate. (Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno)
Sebab, ungkapnya yang mengonsumsi sate tersebut bukan hanya korban, namun seluruh keluarga korban ikut mengonsumsinya. Nahas, nyawa korban pada akhirnya tak tertolong.
“Ternyata karena memang eman-eman satenya nggak dimakan, terus satenya dikasihkan ke keluarganya. Ternyata yang jadi korban anaknya. Padahal istrinya ikut makan, anaknya yang lain juga ikut makan,” jelasnya.
“Tapi mungkin karena daya tahan tubuh si anak ini, berpuasa, drop, jadi tidak tertolong,” lanjutnya.
Lalu, apa saja gejala-gejala yang ditimbulkan oleh tubuh bila keracunan sianida maupun kandungan zat lain apabila tak sengaja mengonsumsinya? Beberapa hal ini dapat dirasakan oleh tubuh, seperti mual, muntah, maupun pusing.
“Gejalanya mual, muntah, pusing, itu tanda-tanda memang keracunan sih,” tutur dr Hastry.
Kemudian, dokter Hastry mengungkapkan sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, sianida ini terdapat pada beberapa barang yang tidak asing bagi kita. Namun dosis sianida yang sangat minimum tidak membuat sejumlah barang tersebut menjadi mematikan.
Apabila terkonsumsi, terhirup, maupun terpapar kandungan sianida secara berlebihan akan menimbulkan efek yang mematikan.
“Ada batasnya yang mematikan, makanya harus diperiksa dari cairan tubuh, dari darah, ototnya atau jaringannya untuk membuktikan korban meninggal karena sianida,” ungkap dr Sumy Hastry.
Dalam tayangan video tersebut, dr Hastry juga berpesan kepada masyarakat agar segera ke rumah sakit apabila memiliki gejala seperti keracunan.
Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk dibawa segera, hal pertama yang dapat dilakukan bila keracunan makanan yaitu usahakan untuk memuntahkan makanan tersebut atau mengeluarkan isi lambung.
“Ya kita berusaha memuntahkan, mengeluarkan isi lambung. Yang sesaat itu aja, lalu segera dibawa ke rumah sakit. Jangan usahakan menetralisir dengan minum kelapa muda, ini, itu, malah tambah nyampur,” pungkasnya. (kmr)
Load more