Jakarta, tvOnenews.com-Baliho di pinggir Jalan Kramat Raya, persis menghadap arah Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat ini sangat menarik perhatian warga. Ukurannya gigantik, visualnya langsung meyergap mata: Prabowo nampak sedang tersenyum berhadap hadapan dengan Presiden Jokowi yang tertawa terkekeh kekeh. Dari gesture dan pakaian yang dikenakan, mereka terkesan sangat senada, dekat, karib.
Ada pula foto lainnya: ketika Prabowo dan Jokowi menjajal operasional TNI beberapa waktu lalu. Di foto itu, Prabowo duduk di bangku sopir, sedangkan Jokowi berada di sebelahnya terlihat mengacungkan jempol. Terdapat tulisan putih berbunyi "Menang Bersama untuk Indonesia Raya" dengan latar belakang merah.
Tak ada predikat siapapun yang membuat baliho kecuali atribusi Jokowi dan Prabowo. Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia, sedangkan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
Wawan,buruh cat mobil yang ada di sekitar baliho mengaku tak tahu siapa yang memasang baliho tersebut kecuali bahwa reklame politik ini belum lama dipasang.
Tak hanya Wawan, Gerindra, partai politik yang mengusung Prabowo pun tak mengakui memasang baliho tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengeklaim, baliho itu tidak berasal dari partainya. Namun, Partai Gerindra menyebut, kedekatan Prabowo dan Jokowi di baliho tersebut bukan hal aneh. "Kalau foto Pak Prabowo dan Pak Jokowi ada bareng, menurut saya, bukan hal yang aneh. Beliau berdua adalah presiden dan menteri ya," ujarnya Habiburokhman.
Habiburokhman mengatakan, kedua tokoh itu juga berharap agar pemerintahan ke depan dapat melanjutkan capaian pemerintahan yang sudah ada saat ini.
Di sisi lain, Habiburokhman tak menganggap baliho tersebut diasumsikan sebagai bentuk endorsement atau dukungan Presiden Jokowi terhadap Prabowo untuk Pilpres 2024.
"Enggak lah. Saya pikir soal siapa yang bikin (baliho) ya tapi enggak ada yang salah kok. Apa salahnya coba, presiden dan menteri ya toh, bukan soal endorse meng-endorse," imbuh Habiburokhman.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI-P Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengaku enggan berkomentar soal baliho tersebut.
Bambang Pacul hanya menganggap jika ada yang berasumsi bahwa baliho tersebut menandakan dukungan Jokowi untuk Prabowo, hanyalah asumsi sehingga ia tidak mau mengomentarinya. "Lagi-lagi kan itu pendapat orang disuruh menanggapi. Kan kecuali kalau itu lembaga, ada logonya PDI Perjuangan," kata Bambang Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu.
Tak hanya di Jakarta, baliho yang memasang foto Prabowo dan Jokowi juga dipasang di Lampung. Ketua Bawaslu Lampung Iskardi Panggar memastikan pemasangan baliho Prabowo tersebut bukan bentuk pelanggaran, dan hanya sosialisasi. "Yang penting tidak melanggar perda, karena itu bentuknya masih sosialisasi," katanya, sambil menyebutkan bahwa baliho capres lainnya juga banyak bertebaran, termasuk baliho Anies Baswedan.
Yang jelas, ketika PDIP mengusung Ganjar Prabowo jadi Bakal Capres, Prabowo mulai tancap gas berebut pengaruh, siapa yang paling dekat dan paling direstui Presiden Jokowi. Pasalnya, dukungan Jokowi sangat penting untuk memenangkan kontestasi.
Hasil kajian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang disampaikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menyebutkan, hasil serangkaian survei SMRC pada pemilih kritis sejak Juni 2021 sampai Mei 2023 menunjukkan pola hubungan antara kinerja Jokowi dan elektabilitas Prabowo mengalami perubahan sejak November 2022.
Pada periode Juni 2021-Oktober 2022, kinerja Jokowi berkorelasi negatif dengan elektabilitas Prabowo. Namun setelah itu, dalam periode November 2022 – Mei 2023, korelasinya berubah menjadi positif.
"Prabowo terlihat mendapat insentif elektoral atas positifnya penilaian publik terhadap kinerja Jokowi sejak November 2022," kata Deni, beberapa waktu lalu.
Deni menjelaskan perubahan ini terjadi seiring dengan beberapa peristiwa kedekatan Jokowi dengan Prabowo, antara lain adanya pernyataan Jokowi bahwa presiden selanjutnya adalah giliran Prabowo, pernyataan Jokowi tentang perlunya pemimpin yang berani, pertemuan Prabowo dengan Gibran, relawan Jokowi yang mengusulkan Prabowo selain Ganjar, agresifitas Prabowo bersama Jokowi seperti menanam mangrove yang tidak memiliki hubungan langsung dengan Departemen Pertahanan, dan lain-lain.
"Itu semua terjadi memasuki 2023 sampai sekarang," jelas Deni.(bwo)
Load more