Jakarta, tvOnenews.com - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membantah partainya sedang berupaya menjegal Anies Baswedan maju capres 2024.
Dia mengatakan tanpa dijegal PDIP, masyarakat juga sudah bisa menilai kinerja Anies Baswedan ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Ya, buat apa kami melakukan ganjalan. Karena rakyat sendiri sudah menceritakan kinerjanya. Sumur resapan yang tidak membawa manfaat, apa yang dilakukan Presiden Jokowi begitu baik di Jakarta tidak dilanjutkan,” kata dia di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Kamis (8/6/2023).
Hasto menuturkan PDIP tidak pernah menghambat calon tertentu yang maju pilpres. Sebab, pihaknya juga pernah punya pengalaman ketika kepemimpinan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri diganggu.
Hal itu ketika Megawati menjabat sebagai Ketua Umum PDIP yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Kudatuli atau 27 Juli 1996.
“PDIP tidak pernah menghambat karena kami belajar dari sejarah. Kurang apa Ibu Megawati dihambat kepemimpinannya melalui kongres luar biasa, melalui serangan kantor PDI Perjuangan di Diponegoro,” jelas dia.
Hasto juga mengatakan PDIP juga pernah dijegal ketika mengusung Presiden Jokowi kala maju Pilpres 2014.
“Begitu banyak penjegalan, tetapi sikap dari Pak Jokowi, kemudian Pak Ganjar, PDI Perjuangan, selalu percaya kepada jalan keyakinan bahwa ketika politik berbasis kinerja, ketika berpolitik itu mampu menyerap aspirasi rakyat yang dituangkan dalam aspirasi kemajuan, maka itu akan mendorong rakyat untuk bergerak bersama. Terjadi bounding kalau kata Ibu Megawati,” jelasnya.
Atas hal ini, Hasto menyebut seorang pemimpin yang tidak berprestasi akan selalu merasa sedang dijegal oleh pihak lain.
“Sehingga pemimpin yang berprestasi selalu dihadapkan pada ujian, tetapi pemimpin yang tidak berprestasi menciptakan ganjalan seolah-olah seperti ujian,” kata Hasto.
Koalisi Perubahan Ungkap Berbagai Cara untuk Jegal Anies
Sebelumnya, Juru Bicara Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Sudirman Said menyebut ada pejabat negara secara bergantian mendatangi PKS agar keluar dari KPP.
"Sedikit clue saja, kalau sampai hari ini, bergantian para pejabat negara, ada yang pemimpin partai, ada yang bukan, mendatangi PKS dengan misi ada yang implisit dan ada yang eksplisit. Misinya itu supaya PKS keluar dari koalisi dan majunya Pak Anies digagalkan. Bentuknya apa? Ya namanya iming-iming bentuknya macam-macamlah, tapi kan barangkali menjelaskan di sini kan tidak cukup," kata Sudirman di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023).
Menurut dia, pejabat tersebut menawarkan akan memberikan tawaran posisi di pemerintahan Jokowi hingga sumbangan material.(saa/chm)
Load more