Selain itu, Saleh menyebut perolehan suara PAN dengan Golkar sudah cukup untuk mengusung pasangan capres dan cawapres dengan jumlah 129 kursi. Artinya, kata dia, Golkar dan PAN sudah bisa membentuk poros kekuatan sendiri. Saleh turut menyoroti segmentasi pemilih kedua parpol yang berbeda. Kerja sama PAN dan Golkar, kata dia, mampu memperluas jaringan masing-masing.
Namun, PAN juga terus membangun komunikasi berkoalisi dengan partai lain yang mengusung capres tertentu. Saleh menyebut partainya tidak malu-malu menawarkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres jika berkoalisi dengan partai yang mengusung capres tertentu. Pasalnya, kata dia, Erick selama ini dekat dengan PAN dan tidak pernah absen menghadiri acara partai.
“Kalau mau koalisi dengan capres lain, PAN tidak malu-malu menyebut dan menawarkan Erick Thohir sebagai cawapresnya,” kata Saleh.
Seperti diketahui Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas Golkar, PAN, dan PPP belum punya satu suara soal calon presiden yang akan mereka dukung. PPP diketahui telah lebih dulu mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden mereka. Adapun Ganjar sebelumnya telah diusung oleh PDI Perjuangan.
Adapun PAN dan Golkar masih belum menentukan siapa yang akan mereka usung sebagai calon presiden. PAN masih berkomunikasi dengan PDIP dan Partai Gerindra.
Peluang menduetkan Airlangga Hartarto-Zulkifli Hasan (Zulhas) untuk Pilpres 2024 juga diakui Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno. Namun, Eddy mengingatkan bahwa dalam setiap kontestasi pilpres, partai politik pasti mengincar kemenangan. "Banyak di antara teman-teman dari daerah justru ingin mendorong agar itu terealisasi, kalau bisa sesegera mungkin. Kita juga punya pertimbangan. Apa pertimbangannya? Pilpres itu juga harus menang," ujar Eddy saat ditemui di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2023).(bwo)
Load more