Biosaka bukanlah pupuk, bukan pestisida, bukan nutrisi hormon, enzim, juga bukan suplemen vitamin, tapi Biosaka elisitor, signaling yang memperbaiki tanaman dan ekosistem. Sehingga, tanaman tidak harus pakai pupuk kimiawi berlebihan.
Hasil inovasi Ansar pun diapresiasi berbagai pihak. Malam ini, Jumat (9/6/23) bertempat di Kota Padang, diadakan penyerahan buku Biosaka yang diberikan langsung secara simbolis dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi sebagai salah satu penulis kepada Menteri Pertanian,Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Jambi ,Gubernur Kalimantan Selatan dan Walikota Padang
Buku ini disusun oleh Muhamad Ansar penggagas Biosaka, Prof Robert Manurung Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Dokter Hanson Praktisi Hanara, Suwandi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Prof Rahmat Pambudi Guru Besar IPB University, dan Prof Imam Mujahid Staf Khusus Menteri Pertanian.
"Di balik pencapaian ini, ada pihak yang sangat berperan. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Pak Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi atas dukungan dan bimbingannya yang begitu total terhadap Biosaka. Saya ucapkan terima kasih juga ke Prof Robert Manurung, Guru Besar ITB yang menjadi mentor Biosaka dan juga kepada Dokter Hanson," ucap Ansar.
Dia menegaskan, Biosaka bukan barang pabrikan, tidak bisa dibuat dengan mesin, blender, tumbuk, tidak dijualbelikan, tetapi dibuat sendiri dengan tangan petani. Biosaka itu bukan pupuk, bukan pestisida, bukan hormon, bukan enzim tetapi elisitor sebagai signaling bagi tanaman.
"Sehingga sel-sel pada akar dan tanaman lebih giat bertumbuh dan berproduksi, gratis buatan sendiri, tidak ada risiko bagi tanaman dan orang, menghemat pupuk kimia sintetis dan pestisida kimia sintetis, meminimalisir hama penyakit, menyuburkan lahan dan menjaga produksi," terang Ansar.
"Mari wujudkan tanah nusantara sebagai land of harmony dan cita cita luhur Indonesia Feed the World 2045," pinta Anshar.
Load more