Dalam sesi acara, ada seorang mahasiswa bertanya kepada Fahri Hamzah soal sistem pemilu 2024 dan koalisi.
"Apakah perubahan peta koalisi terbolak balik dapat menghasilkan kebijakan yang lebih baik? atau hanya bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan politik?," isi pertanyaan Mahasiswa BEM Koordinator Advokasi Universitas Bhayangkara.
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menyatakan bahwa dirinya mengusulkan penjadwalan yang lebih baik, supaya ada hak publik untuk menilai siapa yang terbaik.
"Sebab kita gak bisa kasih diberi jaminan kalau semua isi kepalanya itu tidak dikeluarkan dari awal," ujarnya yang dilansir dari Youtube tvOnenews.
"Baik partainya, anggota-anggota DPR yang akan mengisi Senayan dan juga calon Presidennya terutama, makanya mekanisme ini yang harus kita pikirkan karena kalau kita hanya menilai seorang calon Presiden itu dalam 75 hari," tambahnya.
Di mana sudah ditambah dengan pemilihan legislatif pusat, legislatif daerah, DPD. Semua itu akan sulit kita nilai, sehingga tidak ada jaminan.
Mantan Kader PKS ini ini menuturkan bahwa calon Presiden yang adalah Ketua Umum Partai itu lebih kuat sebenarnya mewakili partai dan gagasannya.
Load more