LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti Membeberkan Kondisi Jenazah Mbah Maridjan saat Ditemukan
Sumber :
  • Kolase tim tvOnenews.com

Di Hari Meninggalnya Mbah Maridjan, Ternyata Ahli Forensik dr Sumy Hastry Juga Menemukan Fakta Ini

Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti bersama tim Dokkes berhasil identifikasi jenazah Mbah Maridjan saat erupsi Merapi (26/10/2010), namun ada fakta lainnya

Rabu, 14 Juni 2023 - 05:01 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Hampir setiap hari, gunung Merapi masih menunjukkan tingkat aktivitas yang tinggi. Beberapa kali gunung api ini menunjukkan aktivitas vulkanik, seperti kegempaan serta guguran lava pijar.

Hingga kini, Gunung Merapi masih berada pada tingkat “Siaga” (Level III). Dahsyatnya salah satu gunung api teraktif di Indonesia ini masih teringat saat erupsi besar yang terjadi pada 26 Oktober 2010 lalu.

Luncuran awan panas serta material yang dilontarkan telah mengakibatkan sejumlah daerah terkena dampak hujan abu vulkanik. Selain itu, banyak orang yang menjadi korban akibat bencana alam ini.

Tak hanya itu, juru kunci Gunung Merapi kala itu, Mbah Maridjan juga termasuk sebagai salah satu korban yang meninggal akibat peristiwa tersebut.

Lantas, beredar kabar bahwa Mbah Maridjan meninggal terkena awan panas dengan posisi bersujud. Seorang Dokter Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti menjelaskan kondisi jenazah Mbah Maridjan saat ditemukan dan dibawa ke Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta. Ia juga menemukan fakta lain pada saat bencana alam itu terjadi.

Baca Juga :

Seperti apa penjelasan dari dr Sumy Hastry Purwanti saat Mbah Maridjan menjadi korban dalam bencana alam tersebut. Simak informasinya berikut ini.

Kondisi Korban Erupsi Gunung Merapi


Potret Gunung Merapi. (Tim tvOne - Nuryanto)

Seorang Dokter Ahli Forensik, Kombes Pol. dr Sumy Hastry Purwanti atau kerap disapa Dokter Hastry menceritakan pengalamannya dalam mengidentifikasi korban Erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 lalu.

Dirinya yang kala itu bertugas di RS Bhayangkara, Semarang, Jawa Tengah menerima tugas untuk membantu dalam mengidentifikasi korban yang berada di Yogyakarta. dr Hastry menceritakan pengalamannya kepada Denny Darko dalam kanal YouTube Denny Darko. 

Kemudian, Denny Darko menanyakan bagaimana kondisi jenazah yang telah ditemukan oleh tim evakuasi saat bencana alam Erupsi Gunung Merapi terjadi. 

“Mayoritas kondisi jenazah seperti apa kondisinya?” tanya Denny Darko.

“Kena abu putih panas semua,” jawab dr Hastry.

Denny pun menanyakan kondisi korban meninggal, ternyata menurut Dokter Hastry korban meninggal karena terhirup abu vulkanik yang keluar dari Gunung Merapi.

“Meninggalnya mayoritas karena terhirup (abu) sehingga terjadi pneumonia atau karena melekat di kulit?” Denny Darko kembali menanyakan kepada Dokter Hastry.

“Iya, terhirup masuk awan panas, abu panas dengan pasir terhirup jadi satu, jadi langsung meninggal ditempat. Tubuhnya tertutup debu panas, kayak patung lilin putih gitu aja,” Jawab dokter sambil menerangkan kondisi korban.


Ahli Forensik, Kombes. Pol. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti. (Ist)

Selain tubuhnya yang kaku karena tertutup abu panas, wajah dari korban pun sulit teridentifikasi karena telah mengeras dan terkena abu panas. Begitu juga dengan baju yang dikenakan korban sudah tidak berbentuk dan ikut mengeras.

“(Wajahnya) keras juga. Ya tertutup, jadi usahakan kita kerok (abunya) kita lihat, apakah mungkin ada cacat lain,” tuturnya.

Pada waktu bencana alam tersebut, Gunung Merapi mulai meluncurkan awan panasnya pada malam hari. Sehingga beberapa masyarakat sudah mulai beristirahat.

“Dalam keadaan kaku itu? Posisinya semua dalam kondisi tidur berarti?,” ungkap Denny Darko menanyakan pada dr Hastry.

Ia mengatakan kondisi korban mayoritas sedang beristirahat, termasuk Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. 

“Iya, ada yang duduk, meringkuk gitu. Dan Mbah Maridjan waktu itu sih posisi memang sedang istirahat,” jelas Ahli Forensik tersebut.

“Karena posisi tidur, jadi kesannya seperti bersujud. Tapi sebetulnya dia kayak menahan atau menekuk dengan ketegangan otot tubuhnya. Jadi kesannya kayak sujud, padahal ya tidak posisi tidur aja,” sambungnya.

Menurut Hastry, Jenazah Mbah Maridjan ditemukan di kediamannya sekitar pada hari ketiga setelah erupsi.

“Kayaknya hari ketiga atau keempat baru ditemukan, di rumahnya” katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengungkapkan bahwa ia bersama tim bekerja dengan cepat agar seluruh korban dapat segera terhitung dan menghindari risiko dari dampak abu vulkanik saat bekerja. 

“Lah itu memang kita identifikasinya biar cepat aja dan segera dimakamkan. Karena debu panasnya juga dapat mengganggu kami dan tim. Supaya pemerintah Kota Yogyakarta juga dapat jelas nih yakin jumlah total semuanya (korban) berapa. Jadi misal kalau ada letusan lagi, ibaratnya kan sudah siap dan tidak terpaku untuk tinggal disitu dan mau dievakuasi,” ujarnya.

Anggota Tim Basarnas Jadi Korban


Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti bersama Magician, Denny Darko. (Ist)

Dalam proses identifikasi jenazah korban bencana erupsi gunung Merapi, dibutuhkan kerja yang cepat dan tepat. Dokter Hastry mengaku tidak semua korban dapat teridentifikasi dengan jelas. 

Ia dan tim dokkes hanya dapat mengidentifikasi menggunakan visual dan gigi, untuk mempercepat proses identifikasi dari banyaknya korban dalam bencana tersebut.

“Sebenarnya ya proses identifikasi yang cepat dan banyak digunakan visual, sama gigi paling. Karena kita juga bingung nih, keluarganya kan di pengungsian. Menanyakan tentang gigi kan, tim sudah disana,” ungkap dr Sumy Hastry.

Tak hanya mbah Maridjan saja yang menjadi korban dalam bencana tersebut, anggota tim Basarnas yang membantu evakuasi ternyata ada yang menjadi korban tewas.

“Sebenernya tim yang mencari Antemortem yang di TKP juga pakai APD. Basarnas juga tim yang membantu evakuasi juga ada yang jadi korban kan. Saya juga mengenali dari bajunya,” jelas wanita yang kerap disapa Mami Hastry.

Kemudian, Denny Darko mencoba bertanya tentang keberadaan serta alasan tim Basarnas tersebut hingga menjadi korban. 

Mami Hastry mengenali korban tersebut karena memakai baju berwarna oranye, sedangkan wajahnya juga masih dapat dikenali dan tidak tertutup oleh abu panas.

“Setelah itu, ada hembusan masih ada sisa-sisa panas. Taunya kita lapor, ‘kok ini ada korban dari Basarnas?’ karena dari baju oranye-nya. Ternyata (wajah) masih bisa dilihat tidak tertutup abu panas,” ujarnya

Sementara korban lainnya, sebagian besar mengalami luka bakar akibat tidak dapat menghindari sapuan awan panas. 

Banyak korban yang tidak sempat lari menyelamatkan diri, bahkan yang sudah berusaha lari pun masih terkena awan panas. 

“Ada yang terkena debu, terkena awan panas, Melepuh, kondisinya luka bakar itu. Ya 100% banyak itu yang sampai semuanya terbakar,” dr Hastry menggambarkan kondisi korban saat itu. 

Akibatnya, korban banyak yang tidak dapat teridentifikasi dengan jelas, lantaran tubuhnya telah tertutup oleh abu panas yang membuat tubuh menjadi kaku. 

“Tidak bisa, mungkin waktu evakuasi nunggu tenang dulu kan awan panasnya terus (korban) langsung masukkan kantong jenazah,” tutur dr Hastry.

“Lebih enak (mudah teridentifikasi) kalau kita bisa melihat wajahnya, dari pada yang kena debu kan kaku kayak patung. Itu malah harus dikerok dulu,” sambungnya.


Potret Gunung Merapi. (Ist)

Lantas, korban yang tidak dapat teridentifikasi, ia hanya mendata beberapa ciri-ciri umum serta barang yang dikenakan terakhir pada saat bencana erupsi itu terjadi. 

Sebab, hal ini untuk mempercepat perhitungan jenazah yang dilakukan pemerintah. Selain itu, tim dokkes juga terburu oleh waktu karena jenazah akan mengalami pembusukan.

“Waktu itu tidak bisa teridentifikasi semua, karena kita diperintah ada jenazah udah langsung tutup masal aja. Kita kerja itu untuk identifikasi atau memeriksa sekitar satu minggu aja. Setelah minggu kedua, kita langsung lihat, catat aja cuma ‘Laki-laki, Perempuan, usia, anak-anak, properti,’ jadi misal ada yang membutuhkan, bisa kita kasih tahu,” pungkasnya.

Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 menjadi peristiwa besar hingga menewaskan setidaknya sekitar 353 orang tewas termasuk Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.

Beberapa fakta yang dapat terlihat dari ganasnya letusan Gunung Merapi dapat terlihat salah satunya pada sebuah museum di Yogyakarta, yaitu Museum Sisa Hartaku. (kmr)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Polres Pemalang Gelar Apel Pergeseran Pasukan Pengamanan TPS, 629 Personil Disiagakan

Polres Pemalang Gelar Apel Pergeseran Pasukan Pengamanan TPS, 629 Personil Disiagakan

Menjelang tahap pemungutan suara Pilkada serentak 2024, Polres Pemalang, Jawa Tengah, menggelar Apel Pergeseran Pasukan (Serpas) pengamanan TPS di halaman Gedung Serbaguna Pemalang, Selasa (26/11/24).
Pakaian Kena Air Mani Langsung Dipakai Shalat, Boleh atau Tidak? Buya Yahya Tegas: Ini Bicara Tentang Kesucian

Pakaian Kena Air Mani Langsung Dipakai Shalat, Boleh atau Tidak? Buya Yahya Tegas: Ini Bicara Tentang Kesucian

Apakah pakaian yang terkena air mani boleh dipakai untuk shalat? Jika celana, sarung, terkena air mani apakah boleh langsung dipakai shalat menurut Buya Yahya?
Timnas Indonesia Tanpa Laga Uji Coba Jelang Piala AFF 2024, Begini Penjelasan Manajer Skuad Garuda

Timnas Indonesia Tanpa Laga Uji Coba Jelang Piala AFF 2024, Begini Penjelasan Manajer Skuad Garuda

Seperti yang diketahui, Timnas Indonesia dijadwalkan menggelar pemusatan latihan alias training camp (TC) terlebih dahulu sebelum berlaga di Piala AFF 2024.
MPR Dorong Evaluasi Psikologis Anggota Polri Imbas Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan dan Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang

MPR Dorong Evaluasi Psikologis Anggota Polri Imbas Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan dan Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang

Diketahui, dua kasus terdekat adalah polisi tembak polisi di Solok Selatan dan kasus polisi tembak tiga siswa SMKN 4 Kota Semarang tengah ramai jadi pembicaraan
Tak Mau Tutup-tutupi Lagi, Betrand Peto Jujur soal Dia yang Suka Gelendotan Pada Sarwendah, Sebut Itu Wajar dan…

Tak Mau Tutup-tutupi Lagi, Betrand Peto Jujur soal Dia yang Suka Gelendotan Pada Sarwendah, Sebut Itu Wajar dan…

Betrand Peto akhirnya jujur soal dia yang suka Gelendotan pada Sarwendah. Sambil menahan kesal, anak asuh Ruben Onsu tersebut sebut bahwa itu hal yang wajar.
Cegah Abrasi dan Jaga Biota Laut, Penanaman Mangrove di Kecamatan Utan Sumbawa Digencarkan

Cegah Abrasi dan Jaga Biota Laut, Penanaman Mangrove di Kecamatan Utan Sumbawa Digencarkan

Dalam rangka mencegah abrasi pantai, menjaga biota laut dan menjaga kelestarian lingkungan PT SMM bersama UNSA dan masyarakat mengadakan kegiatan penanaman mangrove.
Trending
Profil Alwin Jabarti Kiemas, Jadi Tersangka Judi Online Komdigi Keponakan Megawati Ini Punya Karier yang Mentereng

Profil Alwin Jabarti Kiemas, Jadi Tersangka Judi Online Komdigi Keponakan Megawati Ini Punya Karier yang Mentereng

Kasus judi online di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kini seret keponakan Megawati Soekarnoputri, Alwin Jabarti Kiemas. Ini profilnya!
Jurnalis Korea Selatan Akui Terkejut Ketika Meliput Pertandingan Timnas Indonesia, Tagar STY Out Sekejap Berubah Jadi Pujian

Jurnalis Korea Selatan Akui Terkejut Ketika Meliput Pertandingan Timnas Indonesia, Tagar STY Out Sekejap Berubah Jadi Pujian

Memperkenalkan diri sebagai Football Bohemian, Kim Tae-seok menceritakan atmosfer Stadion Gelora Bung Karno saat Timnas Indonesia menjamu Jepang dan Arab Saudi.
Reaksi Media Vietnam Dengar Asnawi Mangkualam Sebut Timnas Indonesia Kini Lebih Mudah Kalahkan Golden Star karena Banyak Pemain Naturalisasi 

Reaksi Media Vietnam Dengar Asnawi Mangkualam Sebut Timnas Indonesia Kini Lebih Mudah Kalahkan Golden Star karena Banyak Pemain Naturalisasi 

Media Vietnam memberikan reaksi usai mendengar Asnawi Mangkualam menyebut Timnas Indonesia kini lebih mudah mengalahkan Golden Star karena diperkuat banyak pemain naturalisasi.
Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surah Ini agar Rezeki Mengalir Deras dan Keinginan Cepat Tercapai Kata Ustaz Adi Hidayat

Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surah Ini agar Rezeki Mengalir Deras dan Keinginan Cepat Tercapai Kata Ustaz Adi Hidayat

Mulai sekarang shalat dhuha baca surah ini agar rezeki mengalir deras dan keinginan cepat tercapai kata Ustaz Adi Hidayat, bukan surah Ad-Dhuha, ternyata...
Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

PDIP buka suara berita soal keponakan Megawati Soekarnoputri, yakni Alwin Jabarti Kiemas yang ditetapkan sebagai tersangka kasus judi online. Begini katanya..
Suara Hati Pelatih Red Sparks soal Kunjungannya ke Indonesia, Akhirnya Jujur Bilang Kalau Saat Itu Dia Sangat...

Suara Hati Pelatih Red Sparks soal Kunjungannya ke Indonesia, Akhirnya Jujur Bilang Kalau Saat Itu Dia Sangat...

Pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, akhirnya menceritakan momen saat dirinya dan tim menyambangi Indonesia setelah berakhirnya kompetisi Liga Voli Korea musim lalu.
Saat Hujan Deras Turun Baca Doa ini agar Selamat di Akhirat, Meski Bacaannya Sederhana Kata Ustaz Adi Hidayat...

Saat Hujan Deras Turun Baca Doa ini agar Selamat di Akhirat, Meski Bacaannya Sederhana Kata Ustaz Adi Hidayat...

Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan ada satu bacaan doa memiliki kalimat sederhana menjadi amalan saat hujan deras turun terus-menerus agar selamat di akhirat.
Selengkapnya
Viral