Menurut salah satu petugas kesehatan yang bernama Yohanna Pikey dirinya dan warga merasa senang karena Waterpauw dan istri telah menyambangi mereka.
"Senang dan bahagia karena bapak dan ibu bisa mampir di kampung kami yang kecil ini. Bangga bapak bisa mampir di Pustu Tuabiam dan berharap Paulus Waterpauw bisa mengunjungi kampung-kampung di Papua barat lainnya," ujar Yohanna Pikey.
Usai bersua dengan warga, Waterpauw dan istri kembali melanjutkan perjalanan dan setibanya di lokasi langsung memimpin rapat penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim di aula kantor bupati. Dalam rapat tersebut turut hadir Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy, Wakil bupati Marinus Mandacan, Ketua Tim Pengerak PKK Roma Mengawanty serta para pimpinan OPD Arfak dan provinsi.
Didalam rapat tersebut, Waterpauw mengatakan bahwa prevalensi stunting dan angka kemiskinan ekstrem pada sejumlah daerah di Papua Barat masih tinggi. Hal ini menjadi atensi khusus Paulus Waterpauw terutama bagi Kabupaten Pegaf.
"Kami akan lebih intens menangani masalah stunting dengan lebih dekat kepada masyarakat. Kita akan mencoba berkolaborasi dengan segala komponen untuk mengatasi masalah ini dan mencoba melibatkan tokoh-tokoh agama untuk bersama menyelesaikan persoalan ini," tandas Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw.
Seperti diketahui sebelumnya untuk memberantas stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua barat, Waterpauw mentargetkan waktu 3-6 bulan. Di Puskesmas Anggi, Kampung Irai, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak sendiri tercatat terdapat 2 orang anak yang mengalami stunting dari 65 anak dan orang tua yang hadir.
Dari kasus stunting dan kemiskinan ekstrem yang terjadi, pemerintah Provinsi Papua Barat, PKK Provinsi Papua Barat serta BKKBN Papua Barat memberikan berbagai bantuan. Adapun bantuan tersebut berupa bahan pokok, bibit tanaman holtikultura untuk 2 distrik percontohan yaitu Distrik Anggi Gida dan Distrik Hing, kompor memasak, obgin bed, telur serta susu untuk anak-anak.(chm)
Load more