Dia mengaku sudah melakukan penelitian di Vatikan. Dalam penelitian itu dia mencari tahu bagaimana peradaban Vatikan bisa sangat besar.
Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang sebut masjid tempat orang-orang putus asa dan bukan pusat peradaban. Dok: Istimewa
“Ternyata sumbangan ke Vatikan itu tidak melalui kotak amal keliling. Saya melihat dalam penelitian, membaca sejarah Vatikan dengan gerejanya itu. Semuanya setiap bulan itu rekening masuk dari para jemaahnya,” ujar dia.
Panji berpendapat masjid di Indonesia tidak bisa disebut sebagai pusat peradaban karena masih kesulitan untuk mendapatkan uang dari jemaahnya sendiri.
“Hanya duduk, dipaksa mengisi kaleng [kotak amal], keluar, selesai. Ini masjid peranannya, katanya, sebagai pusat peradaban. Tidak ada. Yang ada peradaban pungutan uang,” tuturnya.
Dia menilai itu sebagai hal yang memalukan karena para jemaah baru akan memberi uang ketika kotak amal diedarkan.
Load more