Jakarta, tvOnenews.com - Jemaah Al Zaytun diminta serahkan anak jika tidak bisa bayar infak. Kontroversi “pemaksaan” jemaah untuk membayar infak ini diduga terjadi di Al Zaytun.
Bahkan, disebutkan jemaah diminta menyerahkan anaknya kepada pihak Al Zaytun apabila tidak mampu membayar.
Hal ini diungkapkan mantan pengurus Al Zaytun Ken Setiawan.
Ken menyebut jemaah yang sudah menyerahkan anaknya kepada Al Zaytun tidak diizinkan lagi melihat anak mereka.
Hal ini, kata dia, membuat banyak jemaah depresi hingga mengalami gangguan jiwa.
Dia juga menyebutkan 80 persen orang tua santri Al Zaytun merupakan anggota Negara Islam Indonesia (NII).
Mereka sering dimintai sumbangan atau infak oleh Al Zaytun. Pihak Al Zaytun disebut “membawa-bawa” surat At-Taubah ayat 103 saat menagih infak.
Jemaah Al Zaytun diminta serahkan anak jika tidak bisa bayar infak. Dok: Al Zaytun
Ken menyebut pimpinan pesantren Al Zaytun Panji Gumilang selalu memakai dalil untuk menjalankan modusnya memeras jemaah khususnya NII untuk menyerahkan harta yang dimilikinya.
“Diyakini oleh jemaah NII hanya dengan mengeluarkan harta kepada Al Zaytun maka seseorang dapat membersihkan dirinya dari dosa dan disucikan kembali seperti bayi yang baru lahir," kata dia.
Al Zaytun yang berlokasi di Indramayu menjadi viral lewat video salat Idulfitri 1444 H yang diunggah di Instagram oleh akun @kepanitiaanalzaytun.
Video salat itu memperlihatkan jemaah wanita dan pria bercampur. Bahkan, wanita berada di depan pria. Tampak juga saf mereka sangat berjarak.
Sosok pemimpinnya pun, yakni Panji Gumilang turut menjadi sorotan publik. Hal ini seiring dengan kontroversi perkataannya dan aturan-aturan di sana. (ind/nsi)
Load more