tvOnenews.com - Ponpes Al-Zaytun Indramayu masih jadi perbincangan publik, hal ini seiring dengan mencuatnya beberapa pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh pemimpin mereka, Panji Gumilang.
Nama Ponpes Al-Zaytun Indramayu menjadi viral pertama kali setelah diketahui pada saat ibadah Shalat Idul Fitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan laki-laki dalam satu shaf hingga menjadi perbincangan publik.
Menilik rekam jejak digital Ponpes Al Zaytun pernah tersandung kasus menjadi pusat gerakan Negara Islam Indonesia (NII) pada 2011 dan sudah diproses 2 kali oleh Mabes Polri.
Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang.
Selain itu, pengajaran Ponpes Al Zaytun Indramayu juga bertentangan dengan ajaran Islam membuat banyak yang mempertanyakan mengapa Ponpes Al Zaytun masih berdiri.
Mantan anggota NII sumber aliran dana Ponpes Al- Zaytun
Kemegahan dan sumber kekayaan yang dimiliki Pondok Pesantren al zaytun seringkali dipertanyakan publik.
Berhembusnya informasi bahwa dana-dana tersebut diperoleh dari kegiatan NII KW 9 yang mengatasnamakan sedekah pun kian santer.
Meski begitu pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji gumilang pun membantah.
Ia menyebut bahwa aset-asetnya didapatkan melalui penghasilan Pesantren secara mandiri melalui kegiatan pertanian dan peternakan yang dikembangkannya.
Tim Fakta tvOne menelusuri dari mana sumber dana besar yang terus melimpah ke Ponpes Al-zaytun.
Tiara Harahap, reporter tvOne berhasil menemui salah satu mantan anggota NII (Negara Islam Indonesia), pihak yang pernah terlibat langsung dalam proses penggalangan dana untuk NII KW9.
Bahkan juga terlibat dalam proses perekrutan mereka yang akan tergabung dalam NII KW9.
Mantan Anggota NII, Din Wahidin.
Din Wahidin, pria yang pernah terlibat dalam penggalangan dana atas perintah Panji Gumilang.
Namun rupanya kala itu apa yang dilakukan Din Wahidin bukanlah penggalangan dana biasa, melainkan untuk gerakan NII KW9.
Hal ini sudah dilakukan dan direncanakan sejak Al Zaytun masih dalam proses pembangunan.
Din mengisahkan bahwa dirinya menjadi salah seorang anggota NII yang harus melakukan rekrutmen. Selain itu, Din juga mendapat tugas untuk menggalang dana.
Menurut Din, penggalangan dana di daerah setiap tahunnya bisa mencapai Rp5 miliar.
"Kalau hitung-hitungan global, itukan pimpinan yang tahu. Kalau kami waktu itu ketika di daerah, bahkan ada yang perbulan itu sampai Rp5 miliar," tuturnya.
Namun, yang membuat Din ragu karena semua program yang dijanjikan oleh Panji Gumilang gagal total dan tidak menghasilkan.
"Mungkin tidak ridho Allah, karena banyak orang yang dibohongi," ujarnya.
Kepada tim Fakta tvOne, Din Wahidin juga menjelaskan bagaimana struktur di dalam NII KW9 yang menyerupai sebuah negara.
Mereka yang berhasil direkrut akan rela menghalalkan segala cara untuk dapat memberikan uang dengan jumlah di atas rata-rata kemampuan mereka hingga mencapai belasan miliar rupiah, yang pada akhirnya sampai ke tangan Panji Gumilang.
“Jadi di Negara Islam Indonesia itu ada program yang namanya 8 mawarid,” tutur Din Wahidun saat ditemui tim Fakta tvOne.
Program 8 Mawarid ini harus dijalankan dan dipenuhi semua targetnya. Jika yang tidak mampu, menurut Din, memiliki trik tersendiri.
“Kalau yang nggak mampu biasanya ya mereka punya trik-trik sendiri. Misalnya lewat jalur yayasan. Mereka bikin yayasan kemudian mereka bikin kotak-kotak amal yang dititipkan di rumah makan misalnya,” terangkan Din.
"Berkedok yayasan, akhirnya uang yang masuk itu buat menutupi kebutuhan itu," lanjutnya.
Bahkan menurut Din, ada yang menjadi pembantu rumah tangga dadakan untuk “mengeruk” kekayaan majikan.
Din Wahidin meyakini apa yang dialaminya puluhan tahun lalu masih terjadi di dalam Al Zaytun hingga saat ini.
Pemimpin Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang.
Perintah Panji Gumilang sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun sekaligus Imam NII KW9 seperti apa yang disampaikan Din Wahidun terus melakukan perekrutan orang untuk masuk dalam pusaran NII KW9 dan melakukan penggalangan dana.
Din juga mengatakan bahwa kurikulum Al Zaytun secara umum sama dengan lembaga pendidikan lain dan belum diberi tahu paham-paham NII KW9. Sampai pada akhirnya santri yang berada di kelas XII akan melalui pendidikan khusus, Irshad.
“Kecuali di kelas 12 itu nanti mereka ada Irshad. Irshad itu pendidikan khusus selama satu minggu,” kata Din.
Materi yang disampaikan salah satunya adalah arah ke pentingnya bernegara. Materi tersebut salah satu pengajarnya adalah Panji Gumilang.
Mengenai adanya indikasi dana asing yang masuk ke Pesantren Al Zaytun, Din Wahidin mengaku tidak mengerti hal tersebut.
Namun, menurutnya, ketika ada agenda besar di Al Zaytun, banyak perwakilan dari agama-agama lain karena Panji Gumilang menjanjikan akan membangun rumah-rumah ibadah banyak agama di dalam komplek Pesantren Al Zaytun.
“Mungkin saja orang akhirnya tertarik dan berinvestasi di sana,” pungkas Din Wahidin. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more