Ponpes Al Zaytun disebut oleh Ken Setiawan didominasi santri yang latar belakang orang tuanya juga merupakan anggota NII.
Sementara sisanya adalah santri yang menjadi korban hasil rekrutan anggota NII lainnya.
Kemudian, ada aturan di dalam Al Zaytun bahwa peneliti yang datang tidak boleh membahas apapun tentang NII dan ini yang menurut Ken Setiawan mampu menyembunyikan kebenaran yang ada.
"Jadi kalau datang ke sana hanya melihat pesantren megah 1200 hektare, kita enggak menemukan apa-apa," ungkap Ken Setiawan.
"Inikan gerakan bawah tanah," lanjutnya.
Tentu luas lahan Ponpes Al Zaytun yang begitu besar ini menjadi sorotan.
Apakah 1.200 hektare itu adalah tanah sengketa atau murni milik Al Zaytun?
Load more