Jakarta - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahmi Alaydroes menyampaikan permohonan maaf usai menyindir Ketua DPR Puan Maharani.
Menurut Fahmi, sindiran itu mengalir begitu saja akibat rasa kecewanya karena interupsinya diabaikan oleh Puan Maharani.
"Itu mengalir begitu saja karena rencana yang ingin saya sampaikan sudah saya siapkan dan sengaja di momen paripurna yang sekarang karena berkaitan dengan pengesahan Panglima," kata Fahmi dikutip dari viva.co.id, Senin.
Menurut Fahmi, interupsi yang ingin disampaikannya yakni mengenai Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan perguruan tinggi.
Menurutnya, isu ini tak kalah penting dari petahanan negara. Sebab, menyangkut ketahanan moral warga negara.
"Seperti yang tadi saya sampaikan itu bagian yang tidak terpisahkan dari ketahanan negara kita. Ingin saya sandingkan dengan ketahanan moral bangsa begitu. Pada kesempatan itu, begitu saja jika diizinkan maka saya sampaikan protes (Soal Permendikbud No 30 2021)," ujar Fahmi.
Namun, ia menekankan polemik sindiran tersebut sudah selesai. Fahmi mengatakan dia juga sudah menyampaikan permohonan maaf kepada teman-teman Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) atas sindirannya tersebut.
Dia berharap polemik ini juga jadi pembelajaran bagi pimpinan DPR saat memimpin paripurna.
"Tetapi hal itu sudah selesai tadi teman-teman PDIP saya juga telah meminta maaf. Tetapi ini tentu saja menjadi pelajaran besar terutama buat pimpinan DPR, untuk menghargai dan menjamin hak konstitusi saya sebagai anggota DPR," lanjut Fahmi.
Sebelumnya, Ketua DPR Puan Maharani mengabaikan interupsi dari Fahmi Alaydroes dalam Rapat Paripurna DPR RI yang mengagendakan pengesahan Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Fahmi Alaydroes melakukan interupsi sesaat setelah Puan mengetuk palu sidang. Namun Puan selaku pimpinan paripurna tetap melanjutkan dan mengabaikan interupsi tersebut.
"Pimpinan, interupsi pimpinan," kata Fahmi di ruang rapat paripurna DPR, Senin (8/11/2021).
interupsi sesaat setelah Puan mengetuk palu sidang. Namun Puan selaku pimpinan paripurna tetap melanjutkan dan mengabaikan interupsi tersebut.
"Pimpinan, interupsi pimpinan," kata Fahmi di ruang rapat paripurna DPR, Senin (8/11/2021).
Namun Puan tidak mempedulikannya. Fahmi terus meminta interupsi. Dia ingin meminta waktu menyampaikan aspirasinya, namun Puan tetap melanjutkan kalimat penutup sidang.
Puan akhirnya menutup sidang tanpa memberi kesempatan Fahmi berbicara.
"Gimana mau jadi capres, hak konstitusi kita enggak dikasih," kata Fahmi.(viva/put)
Load more