Masing-masing prajurit mengenakan penutup muka dan juga rompi. Tepat pukul 12.00 malam mereka sampai di depan gerbang lapas, dan mengaku sebagai aparat dari Polda Yogyakarta.
Mereka langsung menanyakan di mana kelompok preman Dicky ditahan. Petugas sipir yang curiga awalnya tidak bersedia untuk membuka pintu, namun karena diancam dengan senjata bahkan diancam tempat tersebut akan diledakkan, petugas pun berakhir membuka pintu lapas.
Pasukan dengan cepat menguasai bangunan. Tidak butuh waktu lama mereka sudah mendapatkan informasi dimana kelompok preman Dicky ditahan.
Mereka juga sudah berhasil mengambil paksa kunci ruang tahanan yang berasal dari kepala keamanan lapas Cebongan.
Tiga orang yang dipimpin oleh Serda Ucok langsung bergerak ke pintu blok A5 di mana terdapat 35 orang narapidana (Napi) di dalamnya.
Dor dor dor
Begitu sampai di ruang tahanan, Serda Sugeng dan Koptu Kodik kemudian berjaga. Sementara Serda Ucok masuk kedalam ruangan dengan menenteng AK-47.
‘’Yang bukan kelompok Dicky minggir,’’ kata Serda Ucok.
Otomatis 31 napi lainnya langsung memisahkan diri hingga tersisa tiga orang di bagian kanan. Mereka terlihat ketakutan dan mengangkat tangan mereka ke atas.
Dengan tiba-tiba senjata AK-47 langsung menyalak menumbangkan ketiga orang tersebut. Setelahnya, senjata AK-47 itu pun macet.
Serda Ucok kemudian keluar dan bertukar senjata dengan Serda Sugeng. Ia kembali masuk ke dalam ruangan mencari orang terakhir masih tersisa.
‘’Di mana pelaku satunya lagi?,’’ tanya Serda Ucok.
Puluhan napi pun langsung menyingkir menyisakan seorang bernama Ade yang terlihat berdiri gemetar di dekat pintu kamar mandi.
Load more