tvOnenews.com - Mengejutkan, kesaksian eks orang dalam ponpes Al Zaytun mengaku jika pernah mengantar beberapa santri dugem ke diskotek dalam salah satu tayangan Catatan Demokrasi tvOne.
Masih hangat, nama Pondok Pesantren Al Zaytun yang menjadi perbincangan usai viralnya berbagai kontroversi kegiatan keagamaan disana.
Kasus viralnya ponpes Al Zaytun diawali dengan video yang menunjukan ibadah salat Idul Fitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan pria dalam satu shaf salat yang sama.
Akibatnya, mulailah satu persatu kontroversi dan keanehan kegiatan Ponpes Al Zaytun mulai terungkap.
Kesaksian Mengejutkan Eks Orang Dalam Ponpes Al Zaytun, Ngaku Pernah Antar Santri Dugem ke Diskotek, Bahkan Lihat Mereka...Source: youtube tvOnenews
Dilansir Senin (26/06/23) dari tayangan youtube channel tvOneNews dengan judul "Blak-blakan! Pengakuan Ken Setiawan Antar Santri Dugem | Catatan Demokrasi tvOne," yang diunggah pada 20 Juni 2023.
Beragam kontroversi mulai dari salam kristen, sampai Azan nyeleneh yang dilakukan di Ponpes tersebut dipimpin langsung oleh oleh Panji Gumilang, pimpinan Al Zaytun.
Bahkan selani itu, Panji Gumilang selaku pemimpin Ponpes Al Zaytun pernah meragukan keabsahan kitab suci Al-quran dan menyuruh para santrinya untuk membaca Alkitab.
Tak berhenti sampai disitu, saat Idul Fitri, Panji Gumilang juga pernah membawakan khutbah dengan mengutip ayat Injil.
Imbasnya, Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu pun kini dikaitkan dengan salah satu organisasi terlarang, yakni Negara Islam Indonesia atau NII KW9.
Bahkan hal mengejutkan, salah satu eks anggota organisasi Negara Islam Indonesia (NII KW 9) yang juga sekaligus pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, akhirnya blak-blakan soal kontroversi yang terjadi di Ponpes Al Zaytun.
Ken Setiawan pun berani tampil dalam acara diskusi Catatan Demokrasi yang tayang di tvOne.
Saat dirinya aktif di organisasi NII, Ken Setiawan mengatakan bahwa ia pernah mengantarkan 16 orang santri dari Ponpes Al Zaytun ke tempat prostitusi terbesar di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
"Santri yang NII dan non NII ini emang dibedakan walaupun katanya disamakan semua. Saya sendiri saksi hidup saya pernah nganter 16 santri Al Zaytun dugem di tempat pelacuran terbesar di Indramayu dan itu fakta dan terjadi," ujar Ken Setiawan bercerita.
Secara mengejutkan Ken Setiawan menyampaikan bahwa, meski para santri dengan latar belakang NII sudah dilarang merokok dan berzinah, namun ternyata hal tersebut bisa dilakukan jika para santri tersebut membayar infaq.
"Kita di NII, mohon maaf memang nggak boleh ngerokok nggak boleh pacaran nggak boleh berzina kalau nggak punya duit, tapi kalau punya duit itu semua bisa dilakukan dan ada namanya majelis tahkim hukum," papar Ken Setiawan melanjutkan.
"Bahkan ada untuk yang orang tuanya NII itu diajarkan, ini untuk yang orang tuanya NII ya kalau yang non NII saya nggak tahu karena informasinya tidak ada sampai-sampai. Malah sahabat saya itu butuh untuk bayar infaq dan karena tidak berani melakukan kriminal itu mohon maaf sampai jual diri," pungkas Ken Setiawan bercerita gamblang.
Pada kesempatan itu pun, Ken Setiawan menceritakan bagaimana proses dirinya bersama sejumlah santri dari Ponpes Al Zaytun yang diduga merupakan bagian dari kelompok NII, mengumpulkan sejumlah uang dengan cara tak lazim.
Ken Setiawan juga menyampaikan bahwa didalam Ponpes Al Zaytun pengajaran untuk para santri yang memiliki latar belakang NII dan Non NII itu juga dibedakan.
Selain itu, ternyata para santri yang memiliki latar belakang NII pun diajarkan paham bahwa harta milik orang diluar kelompoknya boleh dicuri karena itu merupakan harta orang kafir.
Ken Setiawan juga menambahkan jika hal tersebut diajarkan dan disampaikan oleh pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang kepada para santri yang memiliki latar belakang NII KW9 tersebut.
"Santri yang NII dan non NII ini emang dibedakan walaupun katanya disamakan semua. di NII sendiri, memang teorinya itu dari dari Panji Gumilang nggak menyampaikan 'silahkan ngerampok, silahkan nyuri', tapi mengatakan bahwa harta orang di luar kelompok termasuk orang tua yang belum berbaiat itu kafir semua," ungkap Ken Setiawan dalam tayangan tersebut.
Hal inilah yang kemudian membuat para anggota organisasi NII ini melakukan segala macam cara termasuk mencuri dan merampok, hanya untuk mengumpulkan harta yang nantinya digunakan untuk kegiatan organisasi tersebut.
Yang lebih mengejutkan adalah, Ken Setiawan menyampaikan bahwa pada saat itu, anggota NII bahkan diberikan target setiap bulan untuk mengumpulkan sejumlah dana dan akan mendapat hukuman jika target tidak tercapai
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News.
(udn)
Load more