tvOnenews.com - Pimpinan pondok pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang menyatakan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah lembaga yang sudah memberikan justifikasi sebelum tabayyun.
Dalam video yang diputar di Program Catatan Demokrasi di tvOne, Panji Gumilang juga mengatakan bahwa MUI bilang ia seorang komunis dan dasarnya hanya melalui TikTok. Kemudian juga MUI mengatakan Al-Zaytun sesat.
Dalam video itu Panji Gumilang juga mengatakan bahwa MUI tidak mengerti akhlak tabayyun.
"MUI mengaku ulama tapi mengertikan tabayyun saja sudah tidak tepat," tambah Panji GUmilang dalam video yang diputar di Program Catatan Demokrasi di tvOne.
Tanggapan MUI
Masih dalam video yang sama, Panji Gumilang juga mengatakan tidak pernah menerima satu lebar surat pun dari MUI.
Menanggapi apa yang dilontarkan oleh Panji Gumilang, KH. Muhammad Cholil Nafis (Ketua Bidang Dakwah & Ukhuwah MUI Pusat) yang juga menjadi salah satu narasumber di Program Catatan Demokrasi tvOne mengatakan, jelas ada suratnya dari Al-Zaytun dari lembaga masjid yang menyatakan tidak bisa menerima MUI sampai akhir 2023 karena sibuk dengan kegiatan.
KH. Muhammad Cholil Nafis juga mengatakan bahwa MUI memiliki tiga model penelitian yaitu secara terang-terangan (dengan menyurati Al-Zaytun/formal), diam-diam (informal) dan meminta informasi dari masyarakat.
KH. Muhammad Cholil Nafis juga mengatakan bahwa dalam pertemuan 23 Juni 2023 di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, ada dua orang MUI yang berada di dalam pertemuan tersebut. Salah satunya adalah sekretaris tim yang juga merupakan sekretaris MUI Jawa Barat.
Selain itu ada orang MUI dari pusat yang ikut dalam pertemuan itu, atas nama wartawan dan pengunjung.
Pertemuan di Gedung Sate
Usai pertemuan di Gedung Sate itu Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang, ungkap kronologi pertemuannya bersama tim investigasi yang dibentuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada Jumat (23/6/2023) lalu.
Pernyataan resmi yang diunggahnya ini, sekaligus menjawab jika Panji Gumilang tak menjawab pertanyaan yang diajukan saat bertemu tim investigasi di Gedung Sate.
"Jadi Salah kalau ada orang mengatakan Panji Gumilang tidak mau menjawab. itu salah. Mungkin mendapatkan informasi sesat, khususnya dari Majelis Ulama," jelas Panji Gumilang, Minggu (26/6/2023).
Dalam pernyataan resminya yang diunggah pada Minggu (25/6/2023), Panji Gumilang, menyatakan, jika sebelum pertemuan itu terjadi, ia sempat meminta agar waktu pertemuan yang sedianya dilaksanakan pada pukul 13.30 WIB diubah setelahnya.
"Menurut syeh jam itu tidak layak untuk seorang yang membimbing pesantren, karena hari itu jumat. Artinya jam itu adalah jam jumatan. maka surat itu dalam tanda terima syeh sampaikan sanggup datang setelah shalat jumat," ungkap Panji Gumilang, saat menceritakan kronologi pertemuannya bersama tim investigasi yang dibentuk Pemprov Jabar di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat.
Lalu, setelah permintaan pimpinan Ponpes Al-zaytun diterima, ia pun bertolak menuju Bandung pukul 13.30 WIB.
Menurut keterangan Panji Gumilang, dalam pernyataan resmi yang diunggahnya, jika kedatangannya ke Gedung Sate untuk bertemu tim investigasi, ditemani sekitar 11 orang.
"Syeh datang bersama beberapa sahabat dan driver kurang lebih jumlah yang ikut bersama syeh 12," ungkapnya lagi.
Yang bisa masuk ke dalam, lanjutnya, ya beberapa orang saja, dan setelah sampai disana kita diterima oleh panitia dan acara dibuka. Kemudian, Panji Gumilang sempat menanyakan agenda dan peserta pertemuan yang datang dalam pertemuan tersebut.
Menurutnya, ia menanyakan hal tersebut untuk memastikan tidak ada perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia yang hadir dalam pertemuan tersebut.(chm)
Load more