"Waktu dia datang ke jualan saya itu, katanya yang mukul dia satu orang. Saya datangi rumahnya, tapi katanya nggak ada mukul si Baim,” sebutnya.
Dikatakannya, malam harinya korban tiba-tiba mengalami demam tinggi hingga dua hari lamanya. Lalu, setelah demamnya tinggi anaknya masih mengeluh badannya terasa sakit. Kemudian, dirinya pun memanggil tukang kusuk.
"Dia demam malamnya, selama dua hari, sudah turun panasnya. Dia bilang sakit badannya, saya bawa kusuk, nggak sakit lagi. Dan aku tak melihat ada memar di badan Baim, jadi sempat berpikir Baim tak kenapa-kenapa tapi kerap mengeluh sakit badannya. Baim pun tak mau makan dan cuma mau minum. Tapi asal malam tidur, sebelum meninggal Baim sering berteriak tiba-tiba ketakutan. Itu pascakejadian dia bercerita dianiaya,” sebut ibu tiga anak itu.
Lantaran masih mengeluh sakit meski sudah dikusuk, pihak keluarga pun akhirnya membawa korban berobat ke Rumah Sakit Madani, pada Selasa (27/6/2023). Namun, pihak rumah sakit menolak biaya perobatan melalui BPJS lantaran Baim merupakan korban penganiayaan.
“Awalnya kami bawa berobat ke Rumah Sakit Madani. Itu sempat ditolak alasannya peralatan rumah sakit kurang memadai dan kami bawa ke Rumah Sakit Dr Pirngadi Medan. Itu kami lakukan karena keterbatasan biaya,” katanya lagi.
Tak lama setelah mendapatkan perawatan di RSU Dr Pirngadi Medan, akhirnya korban pun dinyatakan meninggal dunia. "Tapi waktu kemarin sebelum dia meninggal, sempat bilang ada lima orang yang menganiaya dia, orang dekat-dekat sini juga," bebernya.
Butet mengaku sangat terpukul kehilangan anak pertama dan mengaku tidak membuat laporan pengaduan. "Sakit hati ini, anak saya dipukuli orang. Gara-gara dipukuli orang anak saya meninggal," kata Butet sambil menangis.
Load more