tvOnenews.com - Presiden RI Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia hari ini. Dalam kunjungan kali ini, Presiden bersama delegasi terbatas, yakni Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menteri Sekretariat Negara Pratikno
"Kunjungan ini bernilai sangat strategis bagi Indonesia karena nanti di Australia saya akan melakukan rangkaian Annual Leaders Meeting 2023 dengan Perdana Menteri Anthony Albanese," kata Presiden dalam pernyataan pers di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma.
Presiden Joko Widodo juga menyebutkan sejumlah agenda prioritas yang dibahas bersama PM Anthony Albanese dan para CEO di Australia adalah investasi dan perdagangan sebagai topik utama, serta bidang kesehatan, transisi energi, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Utamanya investasi dan perdagangan karena ada kenaikan perdagangan dan investasi yang cukup drastis dari Australia, kemudian di bidang kesehatan, transisi energi, dan peningkatan SDM," kata Presiden.
Perdana Menteri Anthony Albanese akan menyambut kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Sydney. Presiden dan delegasi nya akan berada di Sydney pada tanggal 3-4 Juli 2023.
"Saya senang menyambut sahabat saya Presiden Widodo di Australia. Ini akan menjadi pertemuan bersama kami yang keempat," kata Albanese dalam keterangan tertulisnya yang disampaikan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Jumat (30/6).
Sebagai salah satu tetangga terdekat, kata dia, Australia membangun kerja sama yang luas dengan Indonesia di bidang iklim, pembangunan ekonomi, pendidikan, dan isu-isu keamanan regional.
Australia menyatakan akan terus mendukung prioritas Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023.
Denny Indrayana terpikir untuk menulis surat terbuka ke PM Australia
Denny Indrayana dalam akun media sosial twitter nya @dennyindrayana mengungkapkan sempat terpikir untuk membuat surat terbuka kepada PM Australia, memprotes berbagai isu hukum, HAM dan antikorupsi di tanah air.
Dalam unggahannya itu, Denny Indrayana juga mengungkapkan karena sebenarnya secara domestik, isu-isu tersebut tidak kunjung diselesaikan pemerintahan Jokowi. Bahkan, saya berpandangan dan menyimpulkan, Presiden Jokowi adalah salah satu sumber utama masalahnya.
Maka, dibutuhkan dorongan dari masyarakat dan dunia internasional untuk ikut membantu penyelesaian masalah-masalah tersebut, tanpa harus mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia.
Tetapi, setelah menimbang berbagai aspek, dan tetap tidak ingin mempermalukan Presiden Jokowi, yang bagaimanapun adalah simbol negara bangsa kita, Indonesia, saya putuskan tidak (paling tidak belum) menuliskan surat terbuka demikian.
Opsi untuk membawa isu penegakan hukum, ham dan antikorupsi di Indonesia tersebut, agar menjadi atensi dunia internasional, tetap ada dalam pemikiran saya, tinggal cara dan waktunya yang perlu dipikirkan secara tepat dan bijak.
Keep on fighting for the better Indonesia!
(ant/chm)
Load more