“Ya waktu saya Pangdam dulu, Pangdam Siliwangi, saya penasaran dengan Al Zaytun karena yang saya dengar bahwa ada isu tentang NII yang dikaitkan dengan Al Zaytun. Suatu saat saya ingin kesana,” ungkap KSP Moeldoko pada program acara Fakta, tvOne.
Pada saat itu, ia menceritakan bahwa Moeldoko ingin datang ke Ponpes Al Zaytun dengan misi untuk mengembangkan kesadaran bela negara tanpa merusak tradisi yang sudah ada di pesantren tersebut.
“Waktu itu komandan korem saya mengatakan, ‘waduh, sulit panglima. Nggak bisa masuk’. Saya datang kesana, waktu itu juga saya punya misi untuk mengembangkan kesadaran bela negara,” ujarnya.
“Saya tidak ingin kehadiran kami merusak tradisi yang sudah ada di pesantren untuk itu saya minta teman-teman dari pesantren datang ke Kodam, mari kita susun bersama kurikulum yang akan kita kembangkan dalam konteks bela negara,” sambung Kepala Staf Kepresidenan tersebut.
Tak hanya itu, Moeldoko pun mengaku cara tersebut sama seperti yang dilakukan pada pondok pesantren lainnya. Kemudian ia sempat menanyakan ajaran bela negara yang telah disampaikan olehnya masih terlaksana di ponpes tersebut atau tidak.
“Saya cukup dekat dengan pak Panji Gumilang, kalau saya melihat sampai terakhir saya wawancara. ‘Bagaimana soal bela negara yang ada di dalam (pesantren)?’. ‘Pak, nggak ada yang berubah. apa yang dulu bapak ajarkan ke kami nggak ada yang berubah’,” katanya.
Namun, pada saat ia menjabat sebagai Panglima TNI, Moeldoko sempat menyampaikan bantahan mengenai adanya organisasi NII yang berkembang di pondok pesantren tersebut.
Load more