1) percepatan tanam
2) menggunakan varietas toleran kekeringan seperti Inpago 5, Inpago 8, Rindang I, Agritan, Cakrabuana, dan varietas lokasi sejenisnya
3) meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait sistem pengairan, perbaikan drainase, penyiapan pompa air, panen air hujan, pembangunan/rehabilitasi sarana penampungan air/pengaliran air tersier
4) mengoptimalkan sumur bor, pompa air, embung/longstorage
5) menyiapkan benih padi Puso dan mengawal klaim AUTP
6) waspada OPT dengan mendekatkan sarana dan bahan pengendali OPT ke wilayah endemis OPT (mengoptimalkan brigade perlindungan tanaman
7) pemantauan intensif, peringatan dini dan inventarisasi lahan terkena kekeringan
8) Teknologi budidaya hemat air, Asuransi usahatani, KUR dan hilirisasi.
“Kami terus bekerja keras dalam meningkatkan produktivitas. Terutama melakukan antisipasi dalam menghadapi cuaca buruk. Tapi kami yakin produksi kita di masa tanam yang akan datang akan terus meningkat,” jelas Suwandi.
"Yang tidak kalah pentingnya adalah pada kesempatan ini saudara semuanya dapat melakukan bimbingan teknis pembuatan elisitor biosaka yang dipandu langsung oleh penggagas Biosaka sekaligus narasumber yakni Saudara Moh. Ansar dan Prof Robert Manurung selaku peneliti dari SITHITB," sambungnya.
Suwandi menyarankan pada seluruh Kadistan se-indonesia, perlu adanya pemahaman tentang apa itu elisitor biosaka, proses pembuatan, pengaplikasian dan manfaatnya sebelum dilakukan proses pembuatan elisitor biosaka pada bimtek tersebut.
Untuk diketahui bahwa biosaka itu bukan pupuk, bukan pestisida, tetapi elisitor yang bagus untuk tanaman, ini dibuat sendiri petani, tidak bisa dibuat pabrikan dan tidak dijualbelikan, pungkasnya.
Load more