tvOnenews.com – Pada tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Sebagai salah satu program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), IISMA telah menunjukkan berbagai dampak langsung maupun tak langsung dalam mentransformasi SDM Indonesia.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek, Sri Gunani Partiwi, menjelaskan bahwa menurut survei yang dilakukan Kemendikbudristek, alumni IISMA termasuk yang paling unggul dalam kecepatan mendapat pekerjaan.
"Jika biasanya alumni perguruan tinggi mengalami masa tunggu selama 4 bulan sebelum mendapat pekerjaan, alumni IISMA rata-rata hanya menunggu selama 0,3 bulan saja. Bahkan, berkat jejaring selama program IISMA, banyak di antaranya yang sudah mendapatkan pekerjaan sejak sebelum lulus di perguruan tinggi”, ungkap Sri Gunani Partiwi dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar bertema “Jelajahi Dunia Dunia dan Bentuk Masa Depan dengan Indonesian International Student Mobility Award (IISMA),” pada Kamis (6/7/2023).
Hal serupa dikemukakan Wakil Ketua IISMA Andi Rahardiyan Wijaya, “Berkat networking yang bagus, banyak alumni IISMA yang mendapatkan undangan lebih lanjut untuk menyelesaikan skripsinya di luar negeri, serta berkesempatan melanjutkan studi S2 di sana,” ungkapnya.
Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2021 ini diberikan kepada mahasiswa Indonesia program sarjana dari perguruan tinggi akademik dan program diploma dari perguruan tinggi vokasi, untuk mendapatkan kesempatan belajar di perguruan tinggi unggul di luar negeri selama satu semester atau selama 4-6 bulan.
“IISMA bertujuan untuk mengembangkan dan menyiapkan mahasiswa Indonesia untuk menjadi SDM yang tangguh dan relevan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, serta mampu menghadapi tantangan global di masa depan. Selain itu, program ini pun merupakan langkah diplomasi melalui pendidikan lintas budaya, serta membuka pintu bagi para mahasiswa untuk mengembangkan jaringan profesional Internasional yang dapat bermanfaat dalam kariernya di masa depan,” ungkap Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Sri Gunani Partiwi menjelaskan bahwa dalam IISMA, para mahasiswa tidak hanya diberi kesempatan belajar dan mengembangkan dirinya di kampus ternama secara formal, namun juga dapat mempelajari beragam kebudayaan, meningkatkan jejaring, serta mendapatkan beragam pengalaman lainnya yang penting untuk memperkuat kompetensinya baik secara akademik maupun non akademik.
“Dengan demikian, ke depannya, para alumni IISMA sebagai SDM unggul akan memberi kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara, serta mampu menjadi pemimpin yang menjunjung tinggi semangat kebangsaan,” ungkapnya.
Melalui IISMA, diharapkan SDM Indonesia semakin unggul dan semakin siap untuk memasuki dunia kerja dalam kancah global dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta tanah air. Sebagai alumni IISMA, Enrique Owen menyatakan bahwa program Merdeka Belajar ini telah mengubah hidupnya dan mewujudkan mimpinya untuk belajar di luar negeri dengan fasilitas yang sangat baik.
“Melalui IISMA, saya tidak hanya belajar di kelas, namun juga mendapat banyak pembelajaran hidup. Mata saya pun terbuka bahwa betapa banyaknya orang pintar di luar sana sehingga mendorong saya untuk terus belajar. Selain itu saya juga mendapatkan banyak jejaring yang bermanfaat untuk kemajuan saya ke depannya,” kata alumni program IISMA tahun 2022 yang sempat berkuliah di Universitas Pennsylvania itu.
Sementara itu, Tania Bong, alumni program IISMA Vokasi 2022 menunjukkan antusiasme terhadap program Kampus Merdeka ini.
“IISMA adalah program luar biasa yang berhasil merangkul mahasiswa vokasi dan memberi kesempatan kami untuk melebarkan sayap ke dunia internasional. Program IISMA pun sangat matang dan fokus dengan memadukan pembelajaran teori dengan praktik. Hebatnya, dalam hal fasilitas, IISMA pun memberikan ketenangan karena sudah memberikan dana sejak sebelum kami sampai di luar negeri,” ujar mahasiswa jurusan Pariwisata ini.
Sejalan dengan testimoni positif para alumni, Wakil Ketua IISMA, Andi Rahardiyan, mengatakan bahwa IISMA merupakan salah satu di antara enam program MBKM yang kini menjadi favorit bagi para mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia.
“Kini IISMA semakin berkembang, bahkan semakin banyak perguruan tinggi top 100 dunia yang menjadi tempat studi. Maka dari itu, pendaftar IISMA dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2021 ke 2022 naik sekitar 300 persen, kemudian dari tahun 2022 ke tahun 2023 naik sekitar 150 persen, sehingga secara keseluruhannya naik sekitar 450 persen,” ujar Andi.
Tingginya animo terhadap IISMA pun dirasakan oleh Enrique dan Tania yang saat ini aktif mengelola komunitas IISMA Fighters untuk membantu para calon peserta IISMA.
“Kini IISMA Fighters sudah berisi lebih dari 9.000 orang. Melalui komunitas ini, kami memberikan wawasan terkait program IISMA dari mulai pendaftaran, beragam tips, dan lain-lain. Selain itu kami juga merancang program untuk membantu alumni,” tutur Enrique.
Selain itu, Andi pun menjelaskan bahwa peningkatan minat tersebut juga diimbangi dengan peningkatan kualitas dari para pendaftar.
“Salah satu bukti peningkatan kualitas yakni melalui skor kemampuan bahasa Inggris yang meningkat 0,5-1 digit dalam format IELTS. Pada tahun 2021 rata-rata pendaftar memiliki skor 6,5, namun tahun ini sudah mencapai 7,5. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para pendaftar untuk terus meningkatkan kualitas dirinya karena proses seleksi pasti akan semakin ketat,” tuturnya.
Perluas Akses dengan Tetap Menjaga Kualitas
Dalam webinar ini, Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Sri Gunani Partiwi, memaparkan skema baru dalam program IISMA. Dilatarbelakangi oleh antusiasme publik yang tinggi terhadap IISMA yang tidak berimbang dengan ketersediaan dana, maka untuk tahun ini, IISMA menghadirkan skema co-funding.
“Melalui jalur co-funding, para mahasiswa Indonesia akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi luar negeri terbaik selama satu semester dengan pembiayaan bersama antara pemerintah dan pihak mahasiswa secara mandiri,” ungkap Sri Gunani.
Hal ini, lanjutnya, menunjukkan gotong royong dalam pembiayaan program IISMA agar dapat memanfaatkan kuota yang disediakan oleh perguruan tinggi mitra di luar negeri dengan tetap menjaga kualitas, khususnya untuk memastikan keberhasilan studi (success rate) dan dampaknya pada capaian pembelajaran mahasiswa yang menjadi peserta.
"Jadi, pemerintah membiayai misalnya dari SPP, biaya registrasi, dan tiket perjalanan internasionalnya. Kemudian dari pihak mahasiswa, misalnya orang tua atau pihak donatur, bisa membiayai living allowance, tiket dalam negeri di negara tempat studi, kemudian asuransi dan visa. Kemarin di pleno dinyatakan untuk tahun ini akan ada 300 mahasiswa yang siap diberangkatkan," ujar Sri Gunani.
Wakil Ketua IISMA, Andi Rahardiyan, pun menegaskan bahwa tidak ada pembeda signifikan antara skema reguler ataupun co-funding, termasuk dalam proses seleksi. Skema reguler dan co-funding hanya pada berbeda pada sumber pendanaannya saja.
"Dalam seleksi, kami masih menggunakan merit based system. Juknisnya sama, algoritmanya sama, yang mewawancara juga sama, kemudian kolom penilaiannya juga sama," jelas Andi.
Tak lupa, sebagai alumni program IISMA, Tania dan Enrique mengajak rekan-rekan sesama mahasiswa yang masih ragu untuk mengikuti IISMA agar tidak takut dan mulai mengambil langkah untuk mempersiapkan syarat-syarat seleksi sejak dini. Tak lupa mereka berbagi tips kepada para mahasiswa peminat program IISMA.
“Sebelum mendaftar, sebaiknya harus melakukan persiapan dengan matang dari jauh-jauh hari. Kita juga harus memperdalam wawasan tentang program IISMA, serta teliti dalam mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan,” ujar Enrique.
Tania menambahkan, penting juga untuk memperhatikan orisinalitas esai, kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni, keaktifan dalam organisasi, serta kesiapan fisik dan mental.(chm)
Load more